
(foto: Agus, Mata Bangkalan)
MataMaduraNews.com–BANGKALAN-Sejumlah komunitas karapan sapi di Madura mengeluh. Pasalnya, tidak ada aturan baku dalam pelaksanaan karapan sapi di Madura. Akibatnya, Akibatnya sering terjadi kegaduhan tiap event karapan sapi digelar.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal itu disampaikan oleh H Mi’un selaku Kapten Komunitas Sapi Karap Junior Bangkalan. Pecinta sapi karap ini sangat menyesalkan jika setiap gelaran karapan sapi tidak mempunyai aturan yang baku. Padahal, katanya, untuk sekali mengikuti gelaran karapan sapi dibutuhkan modal yang tak sedikit.
“Kita sekali mengikuti event harus merogoh gocek Rp 10 juta hingga Rp 15 juta,” terangnya saat ditemui MataMaduraNews.com, Rabu (08/02).
Belum lagi, lanjutnya, perawatan sapi karap yang tidak lagi murah. Berbeda dengan pola dan biaya merawat sapi biasa. H Mi’un mengaku biaya perawatan sapi karap dalam sehari bisa mencapai Rp 1 juta per sapi. Jika di kalkulasi tiap sapi karap bisa menghabiskan Rp 30 juta dalam satu bulan.
“Ya itu semuanya mulai dari jamu kalau pagi butuh 31 butir telur ayam kampung. Kalau malam butuh 51 butit telur ayam kampung. Belum lagi makan yang harus dari rumput pilihan,” imbuhnya.
Karena itu, H Mi’un berharap perlu dibentuk paguyuban yang bisa menaungi semua komunitas karapan sapi yang ada di Madura. Dengan paguyuban tersebut bisa membuat aturan baku tentang pelaksanaan karapan sapi.
“Selama tidak aturan yang baku, setiap saya mengikuti event-event besar seperti di Pamekasan itu yang membuat aturan panitia dari sana. Tiap panitia itu pasti beda aturannya,” ucapnya.
Dikatakan, dengan aturan yang berubah-ubah dari tiap panitia membuat peserta jadi bingung. Pada gilirannya menimbulkan masalah tiap kali ada gelaran.
“Ya ini kan persepsi masing-masing peserta kan berbeda. Jadi pasti ada polemik dalam pelaksanaak karapan sapi,” sebutnya.
Yang ia sayangkan setiap kali ada permasalahan di gelaran karapan sapi, pihak Bakorwil Madura tidak pernah mengevaluasi langsung ke lapangan. “Makanya perlu di buat legalitas aturan baku tentang karapan sapi. Caranya ya harus duduk bareng antar semua tokok karapan se Madura,” pungkasnya.
Agus, Mata Bangkalan