Pendidikan

Prof Mahmud Zaki, Msc, Putra Sumenep Yang Selalu Dikenang

Prof Mahmud Zaki
Prof Mahmud Zaki, Msc

matamaduranews.com  Prof Mahmud Zaki, Msc, Putra Sumenep yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan kampus ITS Surabaya.

Atas hasa-jasanya selalu dikenang. Meski beliau sudah almarhum tahun 2020 lalu.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam pengakuannya, Prof Zaki memang lahir di Surabaya. Tapi ia dibesarkan di Sumenep, Pulau Garam. Kakek-neneknya yang mengasuhnya di Sumenep hingga lulus SMA Sumenep.

”Saya itu hanya numpang lahir di Surabaya, setelah 40 hari saya dibawa ke Madura,” tutur Prof Zaki seperti dikutip situs, its.ac.id, Mengenang Pejuang ITS.

Sudjono memberi catatan tentang sosok Prof Zaki. Berikut tulisannya yang dikirim ke redaksi.

Prof MAHMUD ZAKI M.Sc; Rektor Legendaris Yang Tak Tertandingi
Hingga Hari Ini

Oleh: Sudjono

4 Februari 1935
4 Februari 2025

Prof Mahmud Zaki M.Sc, putra kelahiran Sumenep, 4 Februari 1935. Tak banyak yang bisa saya pelajari dari Beliau kecuali hanya keteguhan dan ketegasannya dalam berprinsip. Itu saja. Tetapi, berawal dari keteguhan dan ketegasan berprinsip itulah, Beliau menjadi sosok yang disegani; baik semasa menjabat maupun setelahnya.

Mahmud Zaki…
Suaranya lirih, tetapi kata-katanya berpengaruh, ucapannya didengar dan nasehatnya dihormati. Meskipun tubuhnya lemah, tetapi kepemimpinannya sangat kuat. Beliau tak mampu melakukan orasi yang memukau, tetapi integritas pribadinya menjadi kekuatan yang menggentarkan lawan dan menggetarkan kawan. Ia adalah seorang pemimpin yang sangat berpengaruh.

Belajar dari sosok Mahmud Zaki yang ringkih, betapa kelirunya peribahasa yang mengatakan

Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.”

Kustru sebaliknya, jiwa kitalah yang menentukan. Jika jiwa kita sakit, maka tubuh yang kuat sekali pun, tak dapat memberikan manfaat bagi hidup kita. Sebaliknya, tubuh yang kuat tidak dengan sendirinya menyebabkan jiwa kita sehat dan kuat.

Bukankah banyak penjahat dan penipu yang badannya tegap, suaranya mantap dan bicaranya memikat? Tubuh mereka sehat, tetapi jiwa mereka ringkih dan sakit.

Keyakinan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, merupakan salah satu aspek yang berpengaruh besar terhadap kualitas pribadi seseorang. Perpaduan berbagai kualitas pribadi menjadikan seseorang sebagai sosok yang “unik”, berbeda dengan orang-orang lain. Inilah yang kemudian dalam psikologi disebut sebagai karakter. Inilah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang, terutama saat menghadapi situasi-situasi sulit dimana tak ada tempat lagi kepura-puraan. Dan inilah kekuatan besar yang dibangun oleh Mahmud Zaki terhadap mahasiswanya, sehingga ITS menjadi perguruan tinggi yang berkarakter.

Mahmud Zaki…
Ia menciptakan perubahan bukan karena banyaknya harta yang dimiliki, atau kuatnya kekuasaan yang ia genggam. Tetapi ia menciptakan perubahan oleh kuatnya jiwa, tajamnya pikiran, kokohnya hati dan tingginya daya tahan berjuang dikarenakan besarnya cita-cita. Kerapkali, cita-cita besar itu bukan digerakkan oleh gemerlapnya dunia yang sekejap, tetapi oleh keyakinan yang menjadi ideologi perjuangan.

Ia ikhlas meninggalkan kenikmatan hidup demi meraih apa yang menjadi keyakinannya. Bukan karena ia tidak pernah berhasrat pada kenikmatan. Bukan. Tetapi karena kenikmatan itu menjadi kecil dan tidak ada artinya dibanding cita-cita besar yang terpendam dalam jiwanya.

Ia memiliki kelapangan hati untuk belajar, meski kepada yang lebih muda dan amat hijau. Ia memenuhi dada-nya dengan kelapangan dan sekaligus kepedihan tatkala melihat saudaranya berkubang dalam keburukan. Ketegaran jiwanya bertemu dengan kelembutan yang penuh kesantunan. Kematangan ilmunya bertemu dengan kehausan untuk belajar dan kesediaan untuk mendengar. Ia ingin sekali mencicipkan kebenaran kepada sekelilingnya. Ia melakukan semua itu bukan untuk meraih dunia. Bukan. Ia juga bukan mengejar kekuasaan dan mahkota. Tetapi ia berbuat dengan tulus, melayani penuh kecintaan, berjuang dengan sungguh-sungguh demi membaguskan orang-orang disekelilingnya. Bukan untuk meninggikan kedudukannya.

Prof Mahmud Zaki M.Sc bin Abdoellah Djojoastro, dipercaya memimpin ITS sejak tahun 1973 hingga 1982.

Beliau menapaki jalan hidup dengan penuh pinta. Kesenangan adalah impian yang ia simpan untuk diminta pada Tuhan setelah tubuhnya menjadi tulang belulang. Sebab, dunia terlalu pahit untuk diperebutkan. Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi. Dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan.

Mengenangkan orang-orang tercinta, adalah rasa hina karena tak sanggup membalaskan kebaikan² mereka semua. Betapa mudah hati lupa oleh kenikmatan yang tak seberapa ini. Lupa asal-usul, lupa tempat kembali sesudah mati, dan lupa pada tujuan penciptaan ini. Mari arahkanlah pandangan mata hati kita kepada hidup sesudah mati. Dan bahwa sesungguhnya, kehidupan ini hanyalah saat untuk bersiap-siap…

Mahmud Zaki…
Selama masa sekolah, ia mengalami pergantian situasi zaman. Ia mulai sekolah kelas 1 zaman Belanda. Kelas 2, Belanda meninggalkan Indonesia dan Jepang masuk. Kelas 5, Indonesia Merdeka. Situasi negara yang kurang kondusif, membuat Zaki kecil terlambat lulus hingga 1,5 tahun.

Setelah lulus dari Sekolah Rakyat (SR), Belanda kembali ke Indonesia lewat Agresi Militer Belanda pertama. Studinya menjadi terlambat karena semua sekolah di Madura menutupkan diri. Namun, para pemuda pergerakan mendirikan SMP Dr. Soetomo di Sumenep. Beliau sekolah di sana hingga lulus SMA.

Sekolah pada zaman itu sangat langka dan menjadi hak orang-orang tertentu. Bagi sebagian penduduk pribumi, sekolah adalah keistimewaan. Mayoritas adalah hak anak-anak Belanda.

Mahmud Zaki…
Lulus dari Universitas *New South Wales* Australia, tahun 1961. Tawaran pertama yang disodorkan kepadanya adalah mengajar di UGM dan ITB. Namun keduanya ditolak dan justru memilih ITS yang saat itu baru setahun berdiri. Jadi, ketika itu ITS masih sangat bayi.

Mengutip dawuh Mahmud Zaki di Buku Memoar ITS, “Saat saya masuk, dosen tetapnya hanya dua orang saja,”kata Mahmud Zaki dengan keahlian mengajar Fisika Optik.

Dua dosen tetap itu adalah Bapak Soemani dan Bapak Soemadijo. Beliau masuk ITS bersama Bapak Teguh yang mengajar di Perkapalan. Sisanya ada puluhan dosen tidak tetap dari berbagai praktisi industri, dengan jumlah mahasiswa saat itu 900 orang.

Rektorat pertama ITS berada di Jalan Embong Ploso. Bangunan itu milik YPTT Sepuluh Nopember. Gedung itu juga ditempati sebagai ruang kuliah, sekaligus sebagai ruangan resmi Rektor ITS; dr Angka Nitisastro dan dua Pembantu Rektor.

Kampus Undaan Kulon juga menyimpan cerita. Awalnya ruangan itu adalah gudang pabrik yang disekat dengan anyaman bambu atau sesek untuk dijadikan tempat kuliah.

Pada tahun 1982, Kampus Sukolilo baru bisa ditempati secara resmi. Selama 20 tahun mimpi dr Angka Nitisastro untuk menyatukan seluruh tempat kuliah mahasiswa ITS terwujud. Inilah mimpi besar yang menjadi kenyataan.

Mahmud Zaki…
Selain sebagai dosen senior, jabatannya sebagai Pembantu Rektor ITS dan sebagai Rektor ITS dari tahun 1973 sampai 1982, ribuan gagasan menerangi langit ITS sebagai Kampus Perjuangan.

Sosoknya yang jujur dan idealis, menginspirasi setiap dosen untuk dijadikan suri tauladan. Bahkan, karena integritasnyalah, banyak mahasiswa dan alumninya saat itu, menjadi orang-orang yang berkepribadian dan memiliki harga diri. Inilah yang kemudian menjadikan ITS sebagai Kampus berintegritas.

Teringatlah saya dengan ungkapan sang Proklamator Bung Hatta.

Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, TIDAK JUJUR itu sulit diperbaiki.”

SELAMAT JALAN WAHAI PROFESOR – SELAMAT JALAN MAHMUD ZAKI

Sudjono, Satelit 3 Februari 2025

 

Exit mobile version