Budaya

Rumah Literasi Sumenep Luncurkan Mutiara yang Terserak

Acara Peluncuran Buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumenep di Aula Dinas Kominfo Sumenep. (Foto RM Farhan/Mata Madura)

MataMaduraNews.comSUMENEPRumah Literasi Sumenep, Sabtu (10/02/2018) meluncurkan Buku Bunga Rampai Cerita Rakyat Sumenep. Buku yang diberi judul ‘Mutiara yang Terserak’ itu memuat delapan tulisan Pemenang Sayembara Menulis Cerita Rakyat Sumenep (2017).

“Dari 32 naskah yang masuk tahun kemarin itu dipilih dan ditetapkan oleh dewan juri. Dan delapan guru penulis naskahnya masuk kategori layak terbit setelah dilakukan seleksi dengan ketat, ” kata Lilik Rosida Irmawati, Ketua Rumah Literasi Sumenep, pada MataMaduraNews.com.

Delapan naskah itu masing-masing berjudul Asal Mula Sumur Tanto (Abd. Warits), Tembuk Olo-olo (Moh. Rasul Maulidi), Rama Kae, Ramalan Musim, dan Penantian yang Tak Bisa Dihentikan (Faidi Rizal), Asal Usul Desa Lombang (Khairul Umam), Kepak Sayap Sang Kuda Terbang (Akhmad Asy’ari), Kisah Pangeran Jaka Lombang dan Putri Cemara Udang (Ngati Ati), Pottre Koneng, Takdir Keajaiban dan Derai Air mata (Rusdi), dan Petualangan Sang Tokoh Legendaris (Sri Suryani).

Menurut S. Herianto, penyunting buku ini, menyunting karya fiksi merupakan kerja yang sifatnya ekstra. Hal itu selaras dengan kerja penulisannya yang lebih sulit, karena tidak semua penulis mampu menulis dengan layak.

“Ada dua unsur utama dalam membangun karya fiksi, di mana tidak bisa disunting dengan pengetahuan sekadarnya. Perlu pisau bedah yang sangat tajam,” ujarnya. Herianto bahkan menyebut proses penyuntingan itu sebagai kegiatan yang menyeramkan.

Kegiatan yang digelar di aula Dinas Kominfo Sumenep sejak pukul 08.00 WIB itu dihadiri beberapa pakar budaya dan pemerhati sejarah. Di antaranya Tadjul Arifin R, penulis beberapa buku; juga beberapa tokoh muda yang saat ini concern menggeluti dunia literasi dan kebudayaan.

R M Farhan, Mata Madura

Exit mobile version