Berita Utama

Serba Isu Program BSPS di Sumenep 

BSPS
Ainur Rahman

matamaduranews.com- Program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) di Kabupaten Sumenep diterpa berbagai isu.

Sebelumnya, tersiar isu pemotongan dana penerima. Dari Rp 20 juta per penerima tersisa Rp 16 juta.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kini, tersiar isu pengkondisian Rp 200 juta untuk menutupi laporan pemotongan ke Pidkor Polres Sumenep.

Ainur Rahman, selaku pelapor kasus BSPS di Kabupaten Sumenep diterpa isu miring.

Dalam banyak perbincangan, Ainur Rahman disebut menerima pengkondisian Rp 200 juta.

Tentu saja. Isu miring itu menyulut emosi Ainur Rahman.

Secara tegas Ainur menyebut isu pengkondisian Rp 200 juta dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bersifat hoax.

“Saya dari ruang penyidik Pidkor Polres Sumenep. Menyatakan bahwa isu pengkondisian BSPS Rp 200 juta itu tidak benar,” ucap Ainur dalam video yang tersebar di sejumlah Grup WhatsApp dan akun tiktok Batukencana.

Ainur meminta kepada publik untuk menunggu hasil penyelidikan dari tim penyidik Pidkor Polres Sumenep.

“Jumlah BSPS 2024 ribuan. Bukan hanya dari satu aspirator. Mari kita tunggu hasil penyelidikan,” kata Ainur menambahkan.

*Isu Tak Sedap Menyeruak Program BSPS di Sumenep*

Seperti diketahui, Bau Tak Sedap adanya Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kabupaten Sumenep menyeruak.

Para aktivis dan influencer media sosial lagi membicarakan dugaan pemotongan Program BSPS untuk warga tak mampu.

Gegara bau tak sedap itu. Inisiatif baik pemerintah untuk memperbaiki rumah tidak layak huni di berbagai daerah tercoreng akibat ulah segelintir oknum.

Lalu publik bertanya. Apa penyebab bau tak sedap program BSPS di Kabupaten Sumenep menyengat hidung? (adi)

Exit mobile version