MataMaduraNews.com–SUMENEP-Permintaan Indra Wahyudi, Ketua Fraksi P-Demokrat DPRD Sumenep agar RSUD membuka CCTV (Closed Circuit Television) terkait insiden nyaris adu jotos yang melibatkan Sugiyanto, perawat RSUD Sumenep, mendapat respon dari dr Fitril Akbar, Direktur RSUD dr H Moh. Anwar, Sumenep, Madura, Jatim.
Fitril secara tegas akan selalu melayani apa yang menjadi permintaan Indra Wahyudi untuk membuka CCTV yang dimaksud. â€Masalah buka atau tidak isi CCTV, kita ngikuti aturan TI. Kapan dibutuhkan selama itu legal, ada aturan main yang memperbolehkan, bagi kami tidak masalah,†jelas Fitril kepada MataMaduraNews.com di ruang kerjanya, Selasa (13/02/2018).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pria asal Pamekasan ini, berjanji akan bersikap professional dalam konteks isi CCTV. â€Kami akan bersikap professional. Teman-teman di rumah sakit tidak ngerti IT. Apa pun isi CCTV, akan kami serahkan apa adanya, jika memang itu diperlukan dan diperbolehkan secara aturan,†sambungnya.
Fitril tampak hati-hati dalam menyikapi polemik yang melibatkan perawat dan anggota dewan itu. Dia hanya menjelaskan bahwa titik tekan manajemen rumah sakit adalah menciptakan suasana nyaman, aman dan tenang terhadap pasien.
â€Kejadian apa pun, kami di manajemen selalu mengutamakan kepuasan pelayanan terhadap pasien. Protap yang kami buat dan jalankan di rumah sakit, ya itu, kepuasan pasien,†terang dokter yang berpenampilan kalem itu.
BACA JUGA: Insiden Nyaris Adu Jotos di RSUD Sumenep, PPNI Ikut Bicara
Ditanya soal bocoran isi CCTV yang dimaksud, Fitril tidak mau membocorkan. â€Yang pasti kami siap melayani, kapan pun dibutuhkan CCTV itu,†ucapnya.
Sebelumnya, Indra Wahyudi tampak serius ingin menuntaskan insiden yang melibatkan dirinya dengan Sugiyanto, perawat di zal bedah RSUD Sumenep. Keseriusan itu, ditampakkan Indra dalam konfrensi pers yang melibatkan Front Pemuda Madura (FPM), Senin (12/02/2018). Dalam pernyataan itu, Indra mengaku terintimidasi oleh Sugiyanto. Agar insiden yang nyaris adu jotos itu tidak simpang siur, Indra minta CCTV saat kejadian itu dibuka.
â€RSUD harus berani buka CCTV itu, selain gebrak meja, saya didorong oleh yang bersangkutan. Ini tindakan intimidasi, saya loh anggota dewan, apalagi masyarakat biasa, miris kan?,†terang Indra berapi-api.
FPM juga mengambil sikap serius untuk mengawal insiden yang terjadi di zal bedah RSUD Sumenep, Jumat pekan lalu. FPM berharap manajemen RSUD Sumenep melakukan evaluasi secara komprehensif, terutama dalam aspek kualitas layanan publik secara berkala. Langkah ini, jelasnya, untuk menghindari agar persoalan serupa tidak terulang kembali.
Rusydiyono, Mata Madura