matamaduranews.com-Video ‘Hujan Batu’ raksasa yang menghancurkan 7 rumah warga di Kampung Cihandeuleum Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jabar pada Selasa (08/10/2019) sempat viral dan menghebohkan warga.
Hasil penyelidikan polisi, hujan batu raksasa yang menimpa 7 rumah warga itu akibat ledakan dinamit perusahaan tambang PT MSS di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi dari pihak perusahaan tambang PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS). Ketiganya memiliki peran penting dalam peledakkan batu tersebut.
“Perkembangan kasus akibat adanya aktivitas blasting penambangan di Tegalwaru, sedang kami tangani masih dalam penyelidikan, sampai saat ini kami masih melakukan pemeriksaan tiga orang saksi yaitu juru ledak, bawahanya dan satu bagian operasionalnya”, ujar Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian sebagaimana dikutip Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).
Handreas menjelaskan, terhadap 7 rumah yang rusak, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan di TKP dan sudah memasang garis polisi sebagai tanda lokasi tersebut dalam penyelidikan petugas.
“Kemarin ketika dapat laporan ada kejadian itu dan akibat ledakan tersebut menimbulkan getaran batu turun dari gunung dan mengakibatkan 7 rumah rusak berat dan satu madrasah, kami melakukan penyelidikan ke sana saat ini untuk lokasi TKP sudah dilakukan police line,” jelasnya.
Selain memeriksa lokasi kejadian, juga memeriksa sejumlah saksi, mulai dari saksi mata dari warga hingga pihak perusahaan tambang PT MSS.
Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menduga adanya kesalahan operasional yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Peledakan. Sehingga batu raksasa menghujani pemukiman warga.
“Sejak kemarin kejadian kami langsung melakukan penyelidikan, sampai saat ini dugaan kami adalah pihak perusahaan tidak menggunakan SOP peledakkan blasting”, kata Handreas.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, berjanji akan mengirim surat protes serta evaluasi terkait aktivitas pertambangan yang menyebabkan kerusakan rumah dan bangunan sekolah di Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat.
Surat tersebut akan segera dilayangkan, terlebih perizinan perusahaan pertambangan itu berada langsung di bawah wewenang Pemprov Jabar.
“Kami akan segera berkirim surat ke provinsi. Kalau terbukti ada kelalaian, kami minta izin pertambangan perusahaan tersebut untuk dicabut. Karena, ini sangat merugikan masyarakat kami,” ujar Anne di Purwakarta kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).
Tak hanya itu, pihaknya juga segera melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian. Apalagi selama ini aktivitas pertambangan menggunakan bahan peledak.
“Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi. Kasihan, masyarakat yang dirugikan. PT MSS harus bertanggung Jawab,” ujarnya.
Selain itu dirinya juga meminta agar warga yang bermukim sekitar tambang untuk senantiasa berhati-hati dan waspada.
“Selalu waspada, yang jelas kita harapkan kejadian ini tidak terulang,” kata Anne.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono mengatakan, batu raksasa yang menghujani permukiman tersebut berasal dari penambangan yang dilakukan PT MSS‎.
Perusahaan pertambangan itu meledakan batu dengan bahan peledak.
Pihaknya saat ini sudah melakukan pemeriksaan tiga orang dari pihak perusahaan tambang tersebut. Mulai dari juru ledak, bawahannya, dan satu orang bagian operasional.
Tidak menutup kemungkinan masih banyak pekerja dari pihak perusahaan yang akan dilakukan pemeriksaan. Hal ini guna mengungkap penyebab pasti kejadian ini.
“Untuk menetapkan tersangka, kita masih melakukan penyelidikan”, jelasnya
“Hasil ledakannya, batu-batu besar menimpa rumah warga,” kata Wahyu kepada Liputan6.com, Rabu (9/10/2019).
Seluruh rumah yang tertimpa berada dekat dengan lokasi penambangan tersebut.
“Tujuh rumah rusak oleh delapan buah batu ledak ukuran besar. Batu-batu berjatuhan dari ketinggian 500 meter. Rumah yang tertimpa di bawah area penambangan,” ujarnya.
Saat kejadian hujan batu para pemilik rumah tidak ada yang sedang berada di dalam rumah. Sehingga, tidak merenggut korban jiwa.
“Tidak ada korban jiwa karena pemilik rumah saat kejadian sedang pada di luar. ‎Pemilik rumah sudah dievakuasi ke tempat aman,” katanya.
Usai kejadian, warga harus mengungsi lantaran rumah mereka hancur tertimpa batu besar.
Salah seorang warga, Asep (52) mengatakan, sebelum kejadian hujan batu, terdengar suara ledakan yang merupakan hal lumrah biasa didengar oleh warga. Namun tiba-tiba saja batu berukuran besar menggelinding memasuki pemukiman warga.
“Kan ditambang pake dinamit udah biasa, tetapi tiba-tiba warga banyak berteriak ada batu besar dari atas,” kata Asep. (redaksi)