Terpilih Jadi Ketua DPC PWRI Sumenep, Rusydiyono Singgung Loyalitas dan Totalitas

×

Terpilih Jadi Ketua DPC PWRI Sumenep, Rusydiyono Singgung Loyalitas dan Totalitas

Sebarkan artikel ini
Rusydiyono
Rusydiyono, Ketua (Terpilih) DPC PWRI Kabupaten Sumenep Periode 2021-2024. (Foto Dok. PWRI Sumenep)

matamaduranews.comSUMENEP-Setelah terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPC PWRI Kabupaten Sumenep, Rusydiyono menyinggung persoalan loyalitas dan totalitas di dalam berorganisasi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Loyalitas dan totalitas menjadi bagian penting dalam PWRI, mengingat organisasi kewartawanan ini tempat berkumpulnya orang-orang berintelektual tinggi dan memiliki daya nalar yang kritis dan mendalam.

Sehingga, Rusydiyono menyadari sikap bijak dan kehati-hatian dalam memimpin PWRI sangat dibutuhkan, supaya dia bisa membawa organisasi mencapai visi dan misinya.

“Organisasi ini tempat berkumpulnya orang-orang pintar dan cerdas. Jadi, biasanya dalam proses menjalankan program dan sebagainya rentan timbul problem jika tidak bisa menyikapi dengan baik,” ujar Rusydiyono ketika sambutan sebagai ketua terpilih dalam Muscab DPC PWRI Sumenep Tahun 2021, Kamis (19/8/2021) sore.

Maka, lanjut mantan aktivis PMII itu, sikap solid dan saling bahu membahu sangat penting, supaya dapat meminimalisir dan mengantisipasi terjadinya sebuah konflik tidak sehat di internal organisasi.

Baca Juga: Terpilih Secara Aklamasi, Rusydiyono Pimpin DPC PWRI Sumenep

Karena itu pula, Rusydiyono menjadikan fokus membenahi internal sebagai aganda utama dalam kepemimpinannya di PWRI Sumenep.

“Terima kasih atas kepercayaan rekan-rekan PWRI sekalian. Mari kita bersama-masa memajukan DPC PWRI Sumenep menjadi organisasi profesi jurnalis yang profesional, beretika dan andal,” ajak Rusydiyono.

Di sisi lain, wartawan Mata Madura itu mengajak seluruh anggotanya untuk tetap eksis dan intens dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat Sumenep sesuai kaidah jurnalistik.

Hal ini supaya masyarakat dapat mengetahui informasi penting tentang perkembangan dan capaian Sumenep secara utuh melalui karya-karya jurnalistik para wartawan yang tergabung di dalam PWRI.

“Baik buruknya citra Sumenep di mata publok itu tergantung pada kita, pada karya para jurnalisnya,” tegas Rusydiyono.

Meski demikian, alumni Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk tersebut mewanti-wanti agar sikap kritis dan idealis jurnalis tetap ditegakkan dengan baik.

Bagaimanapun, berita yang disampaikan kepada khalayak harus melalui proses jurnalisme yang fair, yakni cover both side atau berimbang dan sesuai dengan fakta.

“Beri masyarakat informasi yang nyata sesuai faktanya, jangan manipulasi. Kita harus tetap bersikap profesional sesuai Undang-Undang Pers,” pesan Rusydiyono.

Rafiqi, Mata Madura