matamaduranews.com-SUMENEP-Ibu Maimon mulai sadar kejadian yang menimpa sang suami, Suharto. Tiga hari tiada kabar keberadaan suami setelah dinyatakan hilang di Perairan Giliyang, Dungkek, Sumenep, Senin sore (15/7/2019), Ibu Maimon baru menggelar doa dan tahlil.
Acara doa dan tahlil dimulai Kamis (18/7/2019) bha’da Isya’. Bertempat di rumah almarhum di Desa Sokarame Paseser, Kecamatan Nonggunong, Pulau Sapudi, Sumenep, Madura, Jatim.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sementara, Ahlam Nahkoda Perahu Layar Motor (PLM) Surya ll bersama ABK lainnya, tiap hari mencari keberadaan Suharto.
Camat Nonggunong, Moh. Rais saat dihubungi Mata Madura mengatakan, pencarian terus dilakukan bersama tim Basarnas.
“Setelah mengisi solar, jelang subuh, perahu dan tim Basarnas berangkat mencari Suharto. Itu dilakukan tiap hari setelah kejadian yang menimpa Suharto,” jelas Camat Rais via telpon kepada Mata Madura, Kamis malam.
Camat Rais belum bisa memastikan hingga kapan upaya pencarian dilakukan. “Sampai sekarang terus dilakukan. Barusan perahunya baru datang mencari,” tambah Camat Rais.
Sebagaimana diketahui, Suharto (50), pedagang Sapi asal Desa Sokarame Paseser, Kecamatan Nonggunong, Pulau Sapudi dikabarkan hilang diantara perairan laut Pulau Giliyang, pada hari Senin lalu.
Sebelum Suharto hilang, para ABK yang lain memperbaiki sesuatu di dalam dek perahu. Tinggal satu orang yang nyetir perahu. Setelah keluar menuju kamar ABK, Suharto diketahui tak ada.
“Informasinya, saat ABK lain ke dalam dek perahu, Suharto sedang ada di atap perahu. Informasinya, barangkali Suharto terpental. Sehingga jatuh,†ucap Jamal Riadi, family Suharto kepada Mata Madura.
PLM Surya ll, milik H Ansori ini diknahkodai Ahlam. Dibantu Mudhar dan Anwar sebagai ABK. “Suharto statusnya sebagai pedagang sapi. Bisa dikata juga ABK dalam perahu itu,†terang Bang Riri-panggilan akrabnya.
Bang Riri mengatakan, sebelum Suharto dikabarkan hilang, Maimon, mengaku menerima telpon dari suaminya.
“Suharto menelpon isterinya mengaku sudah beli rempah-rempah di Kalimantan untuk acara resepsi pernikahan anaknya. Sebentar lagi dia kanakan punya hajat perkawinan putrinya yang sudah menikah, Tinggal acara resepsinya,†ucap Bang Riri kepada Mata Madura
Hambali Rasidi, Mata MaduraÂ