Ziarah Masjid Agung Batuampar, Lebih Tua Dari Masjid Agung Panembahan Sumolo

×

Ziarah Masjid Agung Batuampar, Lebih Tua Dari Masjid Agung Panembahan Sumolo

Sebarkan artikel ini
Serambi Masjid Agung Batuampar. (Foto/RM Farhan M)

matamaduranews.com-SUMENEP-Di desa Batuampar kecamatan Guluk-guluk, berdiri masjid tua yang masih kokoh meski begitu sederhana. Kendati ada sedikit sentuhan berupa tambahan perluasan di bagian depan dan samping kanan, kesan kesederhanaannya tak hilang. Apalagi jika masuk ke bagian utama yang masih original. Tempat imam dan sekaligus mimbarnya tidak mengalami perubahan sama sekali.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Dari dulu memang begitu. Dan riwayatnya juga sejak jaman yang mendirikan,” kata R. Abuyazid, salah satu tokoh di desa Batuampar pada matamaduranews.com.

Pendiri masjid itu ialah tokoh agung di masanya, Kiai Abdullah alias Bindara Bungso. Tokoh yang pertama kali membabat wilayah Batuampar. Tidak hanya sebagai waliyullah agung, Bindara Bungso juga merupakan ayah dari Rato Sumenep, Bindara Saut alias Tumenggung Tirtonegoro. Meski begitu, hingga beberapa generasi dari dinasti Saut itu, tidak ada satupun yang berani mengotak-atik dalam artian memegahkan masjid.

“Baru beberapa tahun kemarin karena ada bantuan. Itupun hanya perluasan,” kata Dhin Yazid.

Menurut catatan keluarga Batuampar yang notabene masih keturunan Bindara Bungso, berdirinya masjid itu sekitar tahun 1002 Hijriah. Catatan yang disebut R. Abubakar, kakak Yazid, bersumber dari saudara sepupu dua kalinya (dupopo), R. B. Ishaq di Batuampar.

Angka itu jika dimasehikan sekitar abad ke-16. Namun menurut salah satu keluarga keturunan Bindara Saut di Sumenep, R. B. Muhlis, hal itu perlu dikaji lagi. Karena masa hidup Bindara Bungso diperkirakan di abad ke-17 Masehi. “Masjid Agung Sumenep saja dibangun pada masa Panembahan Sumolo yang notabene cucu Bindara Bungso, yaitu di paruh kedua abad 18 Masehi,” katanya.

Terlepas dari perdebatan masalah masa pembangunan masjid, di masa awal berdirinya dan beratus tahun setelahnya, masjid ini merupakan pusat belajar agama. Semacam pengguron atau pesantren. Generasi penerus Bindara Bungso di Batuampar memang dikenal sebagai tokoh-tokoh yang mumpuni di bidang agama dengan berbagai disiplin keilmuannya. Dari sanalah banyak lahir para ulama dan umara di Sumenep khususnya, dan Madura sekaligus daerah tapal kuda pada umumnya.

RM Farhan M