matamaduranews.com-Dalam Catatan Akhir Tahun 2019 yang disusun tiga Ekonom Perempuan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, Eisha Maghfiruha Rachbini dan Esther Sri Astuti, menilai hingga kini dana desa belum optimal.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Bahkan penurunan pertumbuhan jumlah masyarakat miskin cuma mencapai 2,7% per tahun dengan adanya program ini.
Aviliani menyebut, sebelum ada program Dana Desa, pemerintah mampu menurunkan jumlah penduduk miskin di perdesaan rata-rata sebesar 3,1% per tahun.
“Sejak digelontorkannya Dana Desa, selama empat tahun terakhir yang menurun rata-rata sebesar 2,7% per tahun,” ungkap Indef dalam catatan akhir tahunnya, seperti dikutip detikfinance, Sabtu (21/12/2019).
Indef melihat ketimpangan ekonomi desa dan tingkat kemiskinan kian tinggi sejak Dana Desa bergulir.
Dalam hal ketimpangan masyarakat desa, sebelum ada program Dana Desa ketimpangan yang dihitung dengan rasio Gini, besarnya 0,23. Sedangkan setelah ada dana desa hanya 0,22.
“Selain kemiskinan, ketimpangan yang diukur dengan rasio Gini di perdesaan sebelum adanya DD rata-rata sebesar 0,23 sementara setelah adanya DD rata-rata rasio Gini sebesar 0,22 selama empat tahun. Hal ini menunjukkan bahwa DD belum mampu memperbaiki tingkat ketimpangan di perdesaan,” papar Indef.
Indef menyebut, Dana Desa belum optimal karenakan salah sasaran.
“Selama ini dana desa lebih banyak digunakan untuk membangun infrastruktur desa. Dibanding untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. Alasannya karena pertanggungjawaban pembangunan infrastruktur lebih mudah untuk dilengkapi dibandingkan jika melakukan aktivitas atau usaha pemberdayaan masyarakat,” papar Indef.
Padahal Indef menilai seharusnya dana desa diarahkan untuk membuat adanya aktivitas ekonomi di pedesaan. Lebih bagus lagi kalau dengan adanya dana desa wirausahawan lebih banyak muncul dari pedesaan.
“Hal yang seharusnya dilakukan dengan DD adalah membuat aktivitas yang mampu melahirkan entrepreneurs baru di desa sehingga dapat mengembangkan bisnis – bisnis baru yang lahir dari desa dengan keunikan karakteristik kawasan perdesaan,” sebut Indef. (detikfincae)