matamaduranews.com–BANGKALAN-Puluhan siswa SDN Kampak 6, Kecamatan Geger, Bangkalan, Madura tak pernah merasakan belajar di gedung sekolah milik sendiri.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mereka terpaksa belajar dengan menumpang di ruang belajar Madrasah milik yayasan swasta.
Ironinya, potret menyedihkan ini sudah berjalan sejak kurang lebih 15 tahun. Pihak sekolah terpaksa menyewa sebuah gedung madrasah yang berada tak jauh dari lokasi sekolah agar kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan dengan normal.
“Siswa SD Kampak 6 ini numpang di madrasah lokal. Karena sekolah pribadinya tidak ada. Sudah berjalan 15 tahun. Kendalanya kami sampai saat ini belum memiliki tanah sendiri untuk dibangun,” ucap Riyadi (mama samaran), salah satu guru di SDN Kampak 6 yang tak mau disebutkan namanya.
Dirinya menyebut aktivitas belajar mengajar tidak layak tersebut karena gedung sekolahnya kekurangan ruang kelas. Sehingga, para siswa terpaksa belajar menumpang di yayasan.
Karena itu, Riyadi berharap, Pemkab Bangkalan hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dapat membantu mempercepat pembangunan ruang kelas sehingga para siswa belajar dengan nyaman.
“Kita harapannya adanya perbaikan dari pemerintah daerah ataupun pusat untuk RKB baru agar anak-anak belajar nyaman,” ucapnya
Pihaknya sangat kecewa karena meskipun sudah sering mengajukan bantuan ruang kelas baru, namun hingga saat ini belumpernah dikabulkan.
Kebutuhan RKB sangat dibutuhkan bagi para siswa. Terlebih lagi saat ini akan kembali memasuki musim penghujan. Jadi bangunan RKB yang layak itu sangat diperlukan.
“Nggak tahu kita harus bagaimana lagi, padahal kita sangat membutuhkan ruang kelas baru itu,” keluhnya pada Mata Madura, Jum’at (3/1/2020)
Riyadi mengaku iri dengan sekolah lain di Bangkalan yang sudah memiliki gedung sekolah yang baik.
“Kami punya bangunan ini sudah tidak layak dipakai. Harapannya bapak Dinas Pendidikan bisa perhatikan sekolah kami ke depan. Hal ini penting demi kenyamanan aktivitas belajar mengajar siswa dan guru. Kasian kami pak, setiap ikut proses belajar mengajar itu selalu dihantui rasa takut. Tolong perhatikan sekolah kami,” ujarnya.
Sementara Korwil Pendidikan Kecamatan Geger, Amyasun mengakui jika kondisi bangunan SDN Kampak 6 Geger cukup miris kondisinya.
“Kondisi SD sudah tak punya gedung RKB belasan tahun. Masih numpang ke yayasan. Tetapi tempatnya sudah tak layak juga. Kami agendakan rapat dengan anggota dewan dan kepala sekolah secepatnya,” tuturnya.
Dilain pihak, Wakil Ketua Komisi D Hariyanto mengaku prihatin masih ada sekolah di daerah setempat yang belum memiliki gedung sendiri, sehingga harus menumpang pada bangunan milik pihak lain.
“SDN Kampak 6 selama ini menumpang di yayasan setempat. Alasan pihak sekolah selama ini tidak adanya lahan tanah untuk membangun sekolah. Kasihan anak-anak SD tidak bisa belajar dengan baik, dan merasa terganggu dalam proses belajar mengajar,” terangnya pada Mata Madura.
Dirinya berharap tahun ini Pemerintah Bangkalan bisa memperhatikan sekolah SD yang sudah tak layak secara infrastrukur serta dapat menyediakan anggaran bagi SDN Kampak 6 Untuk pembangunan RKB baru.
“Kami sangat meyayangkan dengan kejadian ini, dirinya berharap dukungan Dinas Pendidikan agar segera memberikan atensi mendapatkan gedung baru,” papar politisi PKB ini.
Status bangunan pinjaman sementara tersebut membuat kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan efektif, karena ada keterbatasan dan dikhawatirkan sewaktu-waktu bangunan itu digunakan sendiri oleh pemiliknya.
“SD itu memang membutuhkan bantuan untuk berbagai bidang, salah satunya yang paling penting adalah terkait peningkatan sarana pendidikan, kami akan segera koordinasi dengan dinas Pendidikan, Pihak Kepala Sekolah dan Korwil,” tambah Hariyanto.
Dilain pihak, Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan Bambang Budi Mustika mengatakan pihaknya akan segera memperhatikan sekolah yang tidak memiliki RKB.
“Prioritas kami ditahun 2020 akan segera kami bangun. Saat ini kendala lahan, tapi sudah ada titik temu dari tokoh masyarakat. Infonya ada yang mau menghibahkan, tinggal kami pikirkan masalah fisiknya,” tuturnya kepada Mata Madura.
Syaiful, Mata Bangkalan