matamaduranews.com–BANGKALAN-Awal mula ada keluhan dari Solihin, warga Desa Binoh, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Solihin mengeluh soal buruknya pelayanan umum di Kantor Kecamatan Burneh, sejak dijabat Hosin Jamili sebagai Camat Burneh.
Solihin bercerita kepada Mata Madura dirinya sering berada di Kantor Kecamatan Burneh untuk mengurus administrasi maupun sekedar cangkruk sebagai rakyat bawah.
“Pernah sejak pukul 10.00 WIB, saya menunggu Pak Camat Hosin untuk menandatangani rekomendasi. Tapi tak terlihat batang hidungnya. Akhirnya saya kembali lagi ke rumah dengan hasil hampa,” keluh Solihin pada Mata Madura.
Solihin bercerita, beberapa kali dirinya bertanya kepada petugas dan staf kecamatan soal keberadaan Camat Hosin. Mereka selalu menjawab Pak Camat masih menghadiri kegiatan.
Solihin curiga, Camat Hosin sering kosong di kantor kecamatan dengan alasan ada kegiatan di luar secara berulang-ulang.
Solihin menyebut, warga Burneh mengeluh keberadaan Camat Hosin yang kerap tak ada di kantor.
Perilaku serupa ternya juga dilakukan sejumlah staf Kecamatan Burneh.
Menurut Solihin, para staf kecamatan juga jarang di kantor. Sehingga Solihin sering menerima keluhan atas perilaku Camat Hosin beserta para stafnya yang jarang ngantor.
Fenomena ini yang mendorong Ketua Komisi A DPRD Bangkalan, Abah Mujib dan anggota komisi lainnya untuk melihat kondisi riil soal pelayanan Kantor Kecamatan Burneh, pada hari Jum’at 3 Januari 2020, silam.
Alhasil, tak terlihat tanda-tanda kehidupan ada ASN di Kantor Kecamatan Burneh. Di jam kerja para ASN Kecamatan Burneh itu memilih bolos massal. Tak ada satu pun pegawai kecamatan saat jam kerja di kantor kecamatan.
Inspektur Kabupaten Bangkalan, Joko Supriyono tertarik soal kabar bolos massa di Kecamatan Burneh.
Dia bersama rombongan BKPSDA dan Kasatpol PP Bangkalan meninjau para ASN Kecamata Burneh Bangkalan. Senin pagi (6/1/2020).
Inspektur Joko dan rombongan datang ke Kantor Kecamatan Burneh pada 07.10 WIB, saat apel pagi. Hasilnya? Saat hari pertama kerja itu, kehadiran pegawai Kecamatan Burneh tercatat 90 persen.
“Usai konfirmasi yang kami peroleh, siang hari waktu itu (Jumat, 3/1/2020), para ASN Kecamatan Burneh diberi tugas untuk membantu desa di wilayah Kecamatan Burneh yang sedang menyiapkan APBDes 2020. Sedang Camatnya sendiri siang harinya ada kegiatan menghadiri persidangan di Surabaya,” papar Inspektur Joko kepada Mata Madura, mengutip keterangan Camat Burneh, Hosin Jamili, Senin (6/1/2020) pagi.
Menanggapi hasil sidak Inspektur Kabupaten dan rombongan dari Pemkab Bangkalan, Abah Mujib menilai alasan yang keluar dari Camat Burneh merupakan karangan yang dibuat-buat.
Menurut Ketua Komisi A DPRD Bangkalan ini, apa pun agenda kunjungan dan alasannya (selama bukan alasan yang darurat, red), menggambarkan mentalitas para ASN yang buruk. Sehingga sangat merugikan masyarakat dalam bentuk pelayanan.
“Fenomena ini semakin mempertegas bahwa kehadiran mereka di Kantor Kecamatan sudah jelas ingin menelantarkan pelayanan publik. Sudah jelas, tak ada satu pun pegawai kecamatan berada di lokasi saat itu (Jum’at, Red),” terang Abah Mujib.
Menurut politisi Gerindra ini, ASN mestinya harus bekerja secara profesional dan menegakkan aturan yang sudah ditetapkan dalam tata tertib pegawai dengan menomorsatukan pelayanan masyarakat.
“Camat itu adalah pengawas internal yang dibentuk dalam rangka menjaga kedisiplinan anggotanya. Lah ini malah tak menyisakan satu pun pegawai di kecamatan. Mosi tak percaya kami sampaikan pada Camat Burneh,” tegas Abah Mujib.
“Nanti saya ingin tahu secara administrasi alasan tidak hadirnya seperti apa, biasanya ada surat izin atau perintah jika betul ada undangan di luar kota,” tambahnya pada Mata Madura.
Syaiful, Mata Bangkalan