matamaduranews.com–BANGKALAN-Gegara Haji SH berlum ditangkap. Keluarga korban pembunuhan di Arosbaya, Bangkalan membakar rumah terduga pelaku Haji SH, belum lama ini.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Itu dilakukan karena kesal atas perbuatan Haji SH yang belum menyerahkan diri setelah kedua pelaku ditangkap Polres Bangkalan.
Haji SH, inisial pelaku dari dari tiga orang pelaku pembunuhan sadis berencana terhadap SFW, 55 tahun, di depan Indomaret, Arosbaya, Bangkalan beberapa waktu lalu.
Haji SH merupakan warga Bangkalan. Sampai saat ini ia masih jadi buronan polisi.
Haji SH melarikan diri usai kedua temannya SF dan WG ditangkap kepolisian sudah ditangkap.
Haji SH terduga pelaku pembunuhan diketahui dari CCTV di Indomaret tempat kejadian perkara (TKP).
Akibat tak kunjung menyerahkan diri. Konflik di bawah pun mulai muncul.
Achmad warga Bangkalan menyebut, rumah keluarga Haji SH sempat dibakar oleh simpatisan keluarga korban pembunuhan.
“Jika Haji SH belum ditangkap. Saya kira konflik arus bawah semakin besar. Sebelumnya rumah keluarga Haji SH sempat dibakar oleh simpatisan keluarga korban pembunuhan. Itu bagian dari kekesalan jika korban tak segera menyerahkan diri,” tutur Achmad kepada Mata Maduran Sabtu (13/3/2021).
Achmad menjelaskan peran terduga pelaku Haji SH, versi CCTV di Indomaret Arosbaya. Dimana lokasi CCTV di Indomaret cukup jelas.
Achmad juga menjadi salah satu saksi langsung yang melihat Haji SH berperan memegang batu. Kemudian melemparkan kepada korban hingga korban terjatuh.
“Setelah korban jatuh. SF yang membawa parang membacokkan pada korban. Lalu, WG menyabet perut korban hingga akhirnya meninggal dunia. SF dan WG sudah ditangkap polisi. Tinggal Haji SH ini yang kami harap bisa segera ditangkap,” paparnya.
Sementara itu, AKP Agus Soebarnapraja, Kasatreskrim Polres Bangkalan mengimbau Haji SH yang melarikan diri agar menyerahkan diri.
“Kami akan terus mengejar terduga pelaku. Kami saat ini masih dalam proses pengembangan siapa terduga pelaku Mr.X itu. Warga mana, itu sedang kita dalami. Pastinya akan kami proses sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata AKP Agus
Sementara Herman Finanda, Anggota DPRD Bangkalan mendesak kepolisian agar satu terduga pelaku yang masih buron segera ditangkap.
Bukan hanya itu saja, dia mendesak polisi harus mengusut tuntas, orang yang memprovokasi di balik aksi pembunuhan SWF.
“Kami minta polisi segera mengambil tindakan tegas dan mengusut tuntas. Agar konflik tidak berlarut-larut. Kami percaya sepenuhnya pada kepolisian. Untuk jangka panjang, kami minta agar dilakukan sosialisasi hukum agar kasus ini tidak terulang kembali dan menekan angka kriminal di Bangkalan,” ungkap Herman.
“Polisi harus lebih cepat. Takutnya, keluarga korban nantinya yang bergerak cepat, entah itu balas dendam kita tidak tahu, karena emosianal keluarga korban juga tidak ada yang tau,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan di depan Indomaret Arosbaya diketahui bermula saat tersangka WG yang asli Dusun Pasar Lama, Desa Kombangan, Kecamatan Gegger, Bangkalan ini bercerita apa adanya alasan dirinya membunuh SFW.
WG sengaja membunuh SFW yang dibantu saudara sepupunya dan teman saudaranya-karena sakit hati atas perbuatan korban yang diduga berselingkuh dengan ibunya.
WG mengaku melihat dengan kepala mata telanjang perbuatan korban.
Ketika itu, di bulan Mei 2020. S (almarhum) ayah WG-sedang dirawat di Rumah Sakit Syamrabu, Bangkalan.
EM, ibu kandung WG tanpa alasan jelas pulang dari Rumah Sakit Syamrabu Bangkalan ke rumahnya di Dusun Pasar Lama, Desa Kombangan, Kecamatan Gegger, Bangkalan.
WG menaruh curiga atas kepulangan sang ibu.
WG membuntutinya.
Saat tiba di rumah. WG kanget melihat ada laki-laki sedang ‘bercocok tanam’ di dalam kamar bersama EM.
Melihat WG, laki-laki itu melarikan diri.
Karena kamar gelap. WG tak bisa memastikan siapa pria yang berbuat tak senonoh kepada ibunya.
Jelang dua hari dari kejadian itu. WG mengecek handphone milik EM.
WG kaget sambil tak percaya melihat beberapa gambar foto dan video EM bersama SF sedang bermesraan.
Sakit hati WG tak bisa dipendam. Dia bercerita kepada kakak sepupunya bernama S.
Dari curhatan WG kepada S, dirancang untuk menghabisi nyawa SF.
Mencari waktu yang tepat belum terwujud.
Pelampiasan sakit hati WG baru terlaksana pada hari Kamis, (4/3/2021) sekira pukul 12.00 WIB.
Saat itu, WG sedang berada di rumah neneknya di Dusun Tancak, Desa Kampak, Gegger, Bangkalan.
WG ditelephone oleh sang ibu agar mengambil uang ke SF bila hendak memperbaiki sepeda motor-nya.
Lokasi SF diberitahu ada di Indomaret Arosbaya, tepatnya sebelah utara Pasar Arosbaya.
Seketika niat membunuh SF terbesit.
WG langsung mengambil celurit di atas lemari kamar di rumah neneknya.
WG juga mengabari kakak sepupunya bernama S bahwa SF sedang berada di Indomaret Arosbaya.
WG berangkat menuju Indomaret Arosbaya. Tiba di lokasi, WG bertemu dan sempat ngobrol santai dengan SF di halaman parkir Indomaret.
Saat pertemuan itu, SF memberi uang Rp 250 ribu kepada WG.
Beberapa menit saat ngobrol itu. S, kakak sepupunya datang bersama temannya, bernama Mr X.
Sebelum tiba di parkiran. Mr X langsung melempar batu ke tubuh SF.
Sementara S yang sudah membawa samurai langsung membacokkan ke tubuh SF yang terjatuh sebanyak 2 kali.
Melihat adegan bringas sepupunya. WG langsung mengeluarkan celurit yang sudah diselipkan di balik baju untuk membunuh.
WG tampak beringas mencacah perut korban. Sebanyak 5 kali celurit WG membacok perut SF.
Dengan kondisi itu, perut SF terluka menganga. Isi perut terburai. Darah berceceran di parkiran Indomaret Arosbaya.
Warga sekitar berteriak histeris melihat kondisi SF bersimbah darah dan meninggal dunia.
WG dan S serta MR X langsung melarikan diri dari lokasi kejadian.
Berbeda versi dengan pihak keluarga korban. Keluarga menyebut kematian SWF dilatarbelakangi dendam. Bukan asmara.
“Korban dibunuh bukan soal asmara. Tetapi lebih kepada dendam. Dendam kasus barang haram. Sabu-sabu. Ketiga dari pelaku itu ada yang pernah terjebak kasus sabu-sabu. Terduga pelaku mengira korban yang membocorkan pada pihak kepolisian. Makanya dendam. Kami punya bukti rekaman korban diancam akan dibunuh oleh terduga pelaku,” jelas Herman.
Syaiful, Mata Madura