Pendidikan

TK Robiatul Adawiyah Bangkalan Berharap Gedung yang Layak

×

TK Robiatul Adawiyah Bangkalan Berharap Gedung yang Layak

Sebarkan artikel ini
RUSAK: Kondisi gedung TK Robiatul Adawiyah di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan pasca diterjang angin akhir tahun lalu. (Foto Musyarofah for Mata Madura)
RUSAK: Kondisi gedung TK Robiatul Adawiyah di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan pasca diterjang angin akhir tahun lalu. (Foto Musyarofah for Mata Madura)
RUSAK: Kondisi gedung TK Robiatul Adawiyah di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan pasca diterjang angin akhir tahun lalu. (Foto Musyarofah for Mata Madura)

MataMaduraNews.comBANGKALAN – Berprofesi sebagai pendidik memang sangat mulia karena menyiapkan kader-kader terbaik dari para penerus bangsa ini. Apalagi menyiapkan lembaga pendidikan itu sendiri tentu jauh lebih mulia karena di sanalah nanti para generasi penerus bersama dengan para pendidik berinteraksi, sehingga mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan dan karakter untuk bekal mengarungi hidup di saat dewasa nanti. Namun upaya mulia tersebut tidak selamanya harus mulus, ibarat sirkuit perlombaan pastilah ada tikungan tajam, tanjakan atau bahkan turunan. Begitulah kiranya perumpamaan yang pas untuk lembaga pendidikan TK Robiatul Adawiyah, Desa Berbeluk Timur, Arosbaya, Bangkalan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Perjalanan lembaga tersebut berawal dari kepedulian seorang perempuan asli kelahiran Desa Berbeluk terhadap anak-anak usia emas yang tidak sekolah di desanya. Sehingga, timbullah inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanan (TK). Tanpa berpikir panjang, perempuan dengan nama lengkap Musyarofah itu pun mengumpulkan masyarakat sekitar serta menyampaikan betapa sangat penting pendidikan untuk anak usia dini. ”Namun sebagian besar masyarakat masih banyak yang enggan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Selain karena minimnya pengetahun tentang usia emas anak, kekurangan biaya juga mungkin menjadi alasan,” tuturnya, saat ditemui Mata Madura medio Mei lalu.

Kendati demikian, perempuan yang aktif sebagai wakil ketua di Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan (LPAP) tersebut tidak patah arang. Tekadnya telah bulat untuk mendirikan lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak agar anak-anak di desanya bisa sekolah seperti anak-anak pada umumnya di daerah lain.

Akhirnya, tepat pada tahun 2007 lembaga pendidikan TK Robiatul Adawiyah berdiri. Sebanyak 77 anak belajar dengan fasilitas seadanya menempati ruang tamu dan emperan rumah pribadi Musyarofah. Kemudian seiring perjalanan waktu, pada tahun 2009 TK Robiatul Adawiyah memiliki sarana pendidikan yang lengkap. Tiga ruang kelas dari bambu pun resmi didirikan sebagai tempat belajar para peserta didik pada tahun 2011. ”Semua dari dana pribadi, Mas,” ungkapnya sambil tersenyum mengenang masa-masa sulit itu.

Perjalanan memang tidak ada yang tahu. Waktu yang biasanya berjalan maju terkadang harus berbalik arah, bahkan mundur beberapa langkah. Naas, pada Desember 2016 lalu, gedung yang dibangun dengan segenap asa tersebut harus roboh diterjang angin kencang. Dan mulai saat itu, siswa kembali harus belajar di emperan dengan fasilitas yang sebagian besar sudah rusak. Belum lagi, robohnya ruang kelas tentu menjadikan keadaan sangat tidak kondusif. Belajar dan bermain siswa menjadi kurang nyaman.

”Agar peserta didik kami bisa belajar dan bermain dengan tenang, nyaman dan menyenangkan serta tidak kepanasan, tentu kami berharap bisa segera memiliki ruang kelas yang layak lagi,” ungkap Kepala TK Robiatul Adawiyah tersebut, penuh harap.

Untung, semangat serta keceriaan masih tetap tampak jelas terlihat di setiap peserta didiknya meski piala serta piagam prestasi dari berbagai even dan lomba yang awalnya banyak menghiasi dinding dan lemari sekolah kini tak lagi bisa dipajang. Terakhir, kata Musyarofah, TK Robiatul Adawiyah meraih Juara III Lomba Mewarnai tingkat TK se-Kabupaten Bangkalan tahun 2016, dan Juara II Lomba Mewarnai dengan teknik Kolase dalam rangka Hari Anak Nasional tahun 2017.

| hasin/rafiqi