Pemerintahan

Perjalanan Hidup Didik; Dari Sopir Kini Ajudan Bupati Sumenep

×

Perjalanan Hidup Didik; Dari Sopir Kini Ajudan Bupati Sumenep

Sebarkan artikel ini
Ajudan Bupati Sumenep
M. Riyadi usai prosesi wisuda pasca sarjana

MataMaduraNews.comSUMENEP-Luar biasa. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan M. Riyadi. Berawal dari santri, lalu dipercaya sebagai sopir pribadi KH A. Busyro Karim. Kini, dipercaya sebagai ajudan sang Bupati Sumenep.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ditengah kesibukan sebagai ajudan bupati, Didik-panggilan akrab M Riyadi-masih bisa meluangkan waktu untuk sekolah pasca sarjana. Meski seorang santri, jurusan yang ia tempuh magister manajemen.

Melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2 tentu tidak mudah. Tapi ia lakukan demi menambah wawasan dan memperkaya keilmuan menyambut era milenial.

Didik sadar, sambil mengutip hadits Nabi Saw bahwa semakin orang banyak ngerti, orang itu jadi bodoh. “Saya ingat wejangan kiai di pesantren dulu. Orang semakin banyak ilmu dan banyak tahu, orang itu jadi bodoh. Artinya, pengetahuan itu membuat diri kita menjadi lebih bijak memahami persoalan. Tidak mudah menyalahkan orang,” terang alumni Pondok Pesantren Al Karimiyyah Beraji Gapura, berfilsafat.

Bagaimana cara menyiasati waktu kuliah dengan tugasnya sebagai ajudan Bupati? Didik mengaku awalnya memang cukup kesulitan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan bantuan rekan kerjanya, dua aktivitas antara kuliah dan pekerjaan sama-sama terselesaikan dengan baik.

”Alhamdulillah semua itu dapat teratasi karena rekan sekerja saya sangat mendukung keinginan saya. Sehingga pada saat jadwal perkuliahan berlangsung, Mas Nizar selaku rekan kerja saya bersedia menggantikan jam tugas saya,” terang pria yang S1-nya ditempuh di Universitas Teknologi Surabaya tersebut.

Kini, Didik baru saja menyelesaikan S2-nya dengan baik di Universitas WR. Supratman Surabaya. Pendidikannya itu pun membuatnya semakin menyadari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berjalan sangat cepat. Apalagi lulusan strata 1 sudah menjadi standar minimal dalam melamar sebuah pekerjaan. Yang demikian, menurutnya sudah menandakan bahwa kompetensi pendidikan menjadi ukuran penting terhadap soft skill seseorang. Sehingga ia berpesan, bekal yang harus dimaksimalkan menuju masa depan adalah ilmu pengetahuan dan pengalaman.

”Oleh karena itu, di tengah persaingan globalisasi yang telah menjadi tren dunia, maka saya pun harus membekali diri dengan keillmuan dengan harapan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa,” tandasnya.

Ajudan Bupati Sumenep
M. Riyadi usai prosesi wisuda pasca sarjana

B I O D A T A

Nama: M. Riyadi | Tetala: 1985 | Riwayat Pendidikan: MI Assa’diyah Beraji (1993), MTs. Assa’diyah Beraji (1996), MA Al Karimiyyah (1999), S1 Universitas Teknologi Surabaya (UTS) Kota Surabaya (2007), S2 Universitas WR. Supratman (UNIPRA) Surabaya (2017)

Rusydiyono, Mata Madura