Catatan

Ahlan, “Klub Sultan”; Newcastle United

×

Ahlan, “Klub Sultan”; Newcastle United

Sebarkan artikel ini
Pangeran Mohammed bin Salman dengan latar bendera Sepakbola asal Inggris Newcastle United.

Reputasi MBS selama ini memang penuh kontroversi. Di usianya yang sekarang baru 36 tahun ia secara de facto sudah menjadi penguasa tunggal Saudi sejak 2015. Raja Salman, ayah MBS, sudah tua dan sakit-sakitan, dan praktis tidak pernah mengambil keputusan strategis.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Untuk memperkuat posisi politiknya MBS menggunakan cara-cara kekerasan dengan penangkapan dan penahanan. Beberapa pangeran yang berpengaruh seperti Mohammad bin Nayef, yang masih sepupu dengan MBS, ditangkap dan dipenjarakan.

Pengusaha terkemuka dan salah satu orang terkaya Arab Saudi, Waleed bin Talal, juga pernah disandera dan ditahan di hotel mewah Ritz Carlton atas tuduhan pengkhianatan dan penggelapan pajak. Setelah dipaksa menyerahkan sebagian kekayaannya, Waleed bin Talal akhirnya dibebaskan.

MBS melakukan banyak kebijakan yang liberal. Salah satu yang paling kontroversial adalah memberikan izin kepada wanita untuk menyetir mobil. Kebijakan ini membuat marah ulama-ulama konservatif Arab Saudi yang sangat berpengaruh. MBS juga mengizinkan pergelaran musik grup Barat terkenal di beberapa kota Arab Saudi.

Perangai yang buruk dan rekam jejak yang gelap ini membuat citra MBS negatif di Inggris. Media Inggris mengritik keras pembelian Newcastle dan menyebut kehadiran MBS membawa kebengisan dan kejahatan ke liga sepak bola Inggris.

Klub-klub Premier League juga dikabarkan memprotes kehadiran MBS. Pemilik Tottenham Hotspur, Daniel Levy, melakukan kampanye dan melobi semua pemilik klub Premier League untuk menolak kehadiran MBS, dan mendesak pembelian Newcastle dibatalkan.

Klub-klub Premier League pasti merasa terancam oleh kehadiran MBS. Klub-klub papan atas seperti Liverpool, Manchaster United, Manchester City, dan Chelsea yang selama ini merasa mapan, harus bekerja lebih keras dan putar otak untuk menghadapi serbuan Newcastle.

Cara agitatif yang dilakukan oleh Daniel Levy bisa dimaklumi. Sebagai klub papan tengah yang tidak stabil, Tottenham Hotspur sangat rentan tergusur oleh kehadiran MBS. Kampanye yang dilakukan Levy ini berbau politik, karena Tottenham Hotspur dikenal sebagai klub yang didukung oleh komunitas Yahudi di London Utara. Levy sendiri adalah pengusaha berdarah Yahudi.

Masuknya modal gelap dari mafia minyak Rusia ke liga Inggris tidak dipersoalkan secara terbuka. Kalau mau jujur, sumber kekayaan Roman Abramovich yang dipakai membeli dan membiayai Chelsea juga tidak bersih-bersih amat. Publik tahu, Abramovich adalah bagian dari oligarki Rusia yang menjadi kaya raya karena berbagai konsesi yang didapat setelah jatuhnya Uni Soviet.

Kehadiran MBS pantas membuat ngeri para pesaingnya. Nasir Al-Rumayyan, orang kepercayaan MBS yag bakal menjadi bos Newcastle, mengatakan bahwa klub akan memberi kewenangan kepada suporter untuk memberikan usulan kebijakan. Hal ini disambut dengan antusias, karena selama dikelola Mike Ashley hubungan klub dengan suporter selalu tegang.

Suporter sudah menyodorkan sejumlah nama pemain top dan pelatih papan atas. Nasib Steve Bruce sudah hampir dipastikan berakhir dalam beberapa hari ke depan. Beberapa nama pelatih terkemuka sudah masuk dalam daftar buruan. Ada Steven Gerrard, Frank Lampard, sampai Antonio Conte. Nama terakhir ini menjadi favorit fans Newcastle. Nama-nama pemain mentereng juga sudah masuk dalam daftar beli yang disodorkan fans Newcastle. Ada Paul Pogba, Kylian Mbappe, dan Erling Haaland, masuk dalam daftar itu.

Dengan kekayaan ‘’super-sultan’’ yang dimiliki MBS, tidak ada yang sulit bagi Newcastle untuk mewujudkan ambisi menguasai jagat sepak bola Inggris dan Eropa.

Ahlan!

(Dhimam Abror Djuraid)

sumber: kempalan