MataMaduraNews.com, UTAMA – TEROR kekerasan terhadap aktivis LSM dan wartawan di Kabupaten Bangkalan seperti episode. Rentetan kekerasan bersambung dari satu orang ke orang lain, sejak tahun 2010 hingga 2016, belum tertangani serius. Mulai perusakan mobil, pelemparan batu dan bom molotov, pembacokan, penganiayaan hingga penembakan, menjadi saksi nyata bahwa kehidupan demokrasi dan penegakan hukum di Bangkalan masih sebatas wacana alias papan nama.
Para aktivis LSM yang berseberangan dengan penguasa Bangkalan bisa dipastikan mendapat teror. Entah melalui SMS, senjata tajam dan bom molotov. Terakhir menggunakan senjata api.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam kurun waktu 2010 hingga 2016, ada sepuluh peristiwa kekerasan yang menimpa LSM dan wartawan di Bangkalan. Kesemuanya belum ada yang tertangani hingga ke meja hijau. Hanya kasus pengrusakan kantor pusat Radar Madura berhasil disidangkan. Dan pelaku pembacokan Musleh, aktivis Madura Corruption Watch (MCW) Â si pelaku menyerahkan diri.
Lebih jelas: Baca Edisi 7/3-16 Oktober 2016 Majalah Mata Madura, yang diulas secara rinci dan mendalam. (Redaksi)
Berlangganan MATA MADURA: Klik di sini