
foto/Samsul, Mata Madura Biro Jatim
MataMaduraNews.com–JATIM-Ada kabar baik di Hari Ulang Tahun Federasi Serikat Buruh Metal Indonesia (FSMBI) ke 18 buruh. Apa itu? Pemprov Jawa Timur akan terus mengkaji untuk menghilangkan disparitas Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam aksi ribuan buruh yang tergabung FSMBI di Gedung Grahadi Surabaya, Senin sore (6/2/2017), Jazuli, salah satu korlap aksi, menuntut revisi disparitas upah antar daerah.
“Di Jawa Timur terjadi disparitas upah yang sangat jauh. Upah Kerja di Surabaya sangat berbeda dengan upah kerja di Banyuwangi, Ponorogo, Pacitan dan daerah lainnya.Kita suarakan kepada pemerintah. Hilangkan disparitas itu. Samakan upah mereka dengan Buruh Surabaya. Jangan ada lagi pekerja kelas bawah dan desa, pekerja pinggiran,†katanya disambut tepuk tangan oleh massa aksi.
Demo ribuan buruh ditemui Sukardo, Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov Jatim. Kepada peserta aksi, Sukardo mengapresiasi tuntutan FSMBI.
“Saya ditugasi gubernur untuk menemui sampean. Pemerintah Provinsi Jatim terus mengkaji tuntutan para buruh,” ujarnya di saat menemui ribuan peserta aksi.
Samsul, Mata Madura Biro Jatim