
MataMaduraNews.com–BANGKALAN-Sejumlah potensi wisata Bangkalan, Madura, Jatim dinilai banyak kalangan masih belum tersentuh dari kebijakan Pemkab. Salah satunya, tempat wisata Guwa Pote yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan Bangkalan. Bekas galian penambang batu kapur di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan ini, disulap sendiri oleh Haji Mustafa, warga setempat sebagai kolam renang dan tempat rekreasi warga.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Kami komisi D sudah datang ke kolam renang Guwa Pote itu. Kami melihat potensinya sangat luar biasa. Makanya sinergitas itu wajib hukumnya. Kami sepakat gak boleh menoleh kebelakang. Mari kita desain bersama, publish dan action bersama menuju Bangkalan lebih baik,†tutur Mukaffi, kepada MataMaduraNews.com. “InsyaAllah dalam hitungan hari akan diadakan pertemuan segitiga,†tambahnya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Mukaffi Anwar merespon aspirasi warga. Karena itu, ia berjanji dalam waktu dekat, komisinya akan melakukan pertemuan segitiga antara Komisi D, Dispora dan pelaku wisata di Kabupaten Bangkalan. Dalam pertemuan itu, katanya, untuk mengetahui problem yang dihadapi pelaku wisata dan mencari solusi bersama sebagai cara meningkatkan PAD Bangkalan.
Subaidi,  aktifis LSM Gempar mengatakan, kurang perhatian pemkab terhadap potensi wisata Bangkalan berawal dari sikap  Bupati Bangkalan, Makmun ibnu Fuad yang kurang serius mengurus pemerintahan Bangkalan. Mestinya, kata Subaidi, bupati senang dan peduli jika ada inisiatif warga membantu pembangunan pemerintah. “Banyak potensi wisata kan bisa menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seharusnya, bupati senang dan memberi apresiasi kepada masyarakat. Bukan dicuekin begitu saja,” tutur Subaidi, kepada MataMaduraNews.com.
Bahkan Subaidi menyebut bukan hanya dunia wisata yang dicuekin bupati, urusan pemerintahan Bangkalan banyak tidak terurus maksimal. “Agenda Pilkades serentak tahap dua, misalnya, menjadi bukti kurang care bupati. Gelombang protes warga desa yang akan menggelar Pilkades serentak juga menjadi bukti bahwa ada pembiaran dari bupati,” tambah aktivis Bangkalan ini.
Subadi mengaku menerima banyak informasi dari masyarakat terkait sikap kepemimpinan Bupati Momon-panggilan akrab Makmun ibnu Fuad. Salah satu yang diketahui Subaidi adalah sejumlah pejabat dinas maupun tokoh masyarakat lainnya mengalami kesulitan untuk sekedar bersilaturrahmi dengan Bupati Momon. Benarkah?
Aliman Harish, Mata Bangkalan