matamaduranews.com–BANGKALAN-Bupati Bangkalan RKH Abdul Latif Amin Imron berjanji akan menindak industri pemotongan kapal yang berlokasi di di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura jika perusahaan yang mengelola itu tetap tak mengindahkan ijin lokasi kegiatan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Sejauh ini Pemkab Bangkalan sudah mengkaji aktivitas industri pemotongan kapal. Kami akan terus mendorong pemilik perusahaan untuk mengurus perizinannya. Jika tetap tidak mau, kami akan tindak tegas, tapi mudah-mudahan tidak sampai ke sana,†terang Bupati Ra Latif kepada sejumlah media usai melantik kepengurusan AKD se Kabupaten Bangkalan, di Pendopo Kabupaten, Rabu (11/3/2020).
Pengurusan ijin itu, kata Bupati Ra Latif pada pengelolaan limbah sehingga tidak mencemari lingkungan.
“Kami tidak semata mementingkan PAD. Dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar juga perlu diperhatikan. Makanya, kami akan mendorong perusahaan agar cermat mengelola limbahnya,†tambah Ra Latif.
Sebelumnya, Kabid Perizinan dan Non Perizinan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bangkalan Eriyadi Santoso mengatakan, pasca inspeksi mendadak (Sidak) bersama Komisi A DPRD Bangkalan, Senin (09/03/2020) perusahaan industri pemotongan kapal itu belum berinisiatif mengurus perizinannya.
Erik-panggilan akrabnya-menyebut aktivitas pemotongan kapal di sepanjang bibir pantai Kecamatan Kamal itu menjadi kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Namun, karena lokasinya terletak di Bangkalan, Pemda berhak memberikan tindakan tegas apabila pihak perusahaan tidak mematuhi peraturan daerah (Perda),” sebutnya.
Sebagaimana diketahui, dampak dari kegiatan industri pemotongan kapal di perairan Kamal telah mencemari air laut dan udara.
Air laut sepanjang 1 Km di perairan Kamal itu berubah warna menjadi kecokelatan dan menimbulkan bau besi.
Sedangkan udara sekitar lokasi pemotongan kapal itu sangat menggangu rumah warga, masjid dan lembaga pendidikan SD. Sehingga SD itu dijauhi murid lantaran para wali siswa khawatir putranya menghirup serbuk besi dan asap pemotongan akibat dampat industri pemotongan kapal.
Syaiful, Mata Bangkalan