matamaduranews.com-Qaim, warga Sampang, Madura, Jawa Timur, bersyukur diberi keselamatan dari kerusuhan Wamena, Papua, Senin pekan lalu, 23 September 2019.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Senyum kecil tersungging dari bibir Qaim. Pria 30 tahunan ini bisa kembali ke kampung halaman di Sampang, Madura.
Qaim bisa pulang dan berkumpul dengan istri dan dua anaknya di Sampang.
Qaim adalah satu dari 32 warga Sampang yang berhasil keluar dengan selamat dari area konflik di Jalan Hom Hom, Wamena, Papua.
Qaim tiba di Asrama Transito Dinas Tenaga Kerja Jatim di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 29 September 2019.
Qaim tiba di Surabaya bersama 40 perantau yang selamat berasal dari Lumajang dan Mojokerto.
Qaim mengaku sejak enam tahun lalu merantau ke Wamena, Papua. Di sana, dia tinggal di sebuah kontrakan bersama rekan-rekannya asal Sampang di Jalan Hom Hom, Wamena.
Qaim bekerja sebagai tukang ojek sepeda motor. “Semua di tempat saya kerja ojek,” katanya sebagaimana dikutip VIVAnews di Asrama Transito, milik Pemprov Jatim, Minggu malam (29/9/2019).
Saat kerusuhan pecah pada 23 September, Qaim mengaku berada di dalam kontrakannya bersama beberapa temannya. Semuanya 21 orang.
“Waktu ada unjukrasa, kemudian polisi datang berhadap-hadapan. Lalu polisi mundur karena dilempar batu. Polisi mundur itu tepat di depan rumah (kontrakan) saya,” ceritanya.
Tak lama kemudian, massa mulai liar. Pintu kontrakannya digedor-gedor, yang di dalam kontrakan diminta keluar. Semua yang ada di dalam bertahan.
“Akhirnya kami menjebol atap bagian belakang dan naik, lalu meloncat dan lari keluar. Setelah itu lari dan ketemu Brimob. Kami dibawa ke Kodim,” ujar Qaim.
Ahmadi, korban satu kontrakan Qaim, menceritakan, setelah berhasil keluar dengan cara menjebol atap bagian belakang, dia dan teman-temannya berlarian ke arah belakang kontrakan, melewati rumah-rumah warga setempat.
“Beruntungnya, kami diberi lewat. Jadi, banyak juga orang Papua yang baik,” katanya.
Menginap semalam di Markas Kodim, mereka kemudian dibawa ke Bandara Wamena. Di sana, papar Qaim, sudah berkumpul puluhan ribu pendatang yang menanti giliran diangkut pesawat Hercules untuk pulang.
“Kami mendaftar di bandara, empat hari kemudian, hari Jumat (27 September 2019) baru naik pesawat,” tutur Qaim.
Dari Wamena, pengungsi dari Jatim kemudian terbang dan mampir di Timika, kemudian ke Makassar. Dari Makassar, sebagian diterbangkan ke Semarang, Jawa Tengah, sebagian langsung ke Surabaya, Jawa Timur.
Menurut penuturan pegawai Dinas Sosial Jatim, Novi, keempat puluh warga Jatim itu adalah gelombang pertama perantau yang tiba dari Papua.
Pengamatan VIVAnews di Asrama Transito, bus yang akan mengangkut pengungsi dari Papua itu sudah terparkir di halaman. Novi mengatakan, setelah istirahat sejenak, mereka langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing. “Langsung dipulangkan,” ujar Novi.
Seperti diberitakan, kerusuhan horizontal pecah di Wamena, Papua, pada Senin, 23 September 2019. Warga asli daerah Papua dikabarkan menyerang dan mengusir warga pendatang.
Kerusuhan itu dikabarkan menelan puluhan korban jiwa dan luka-luka. Aparat Kepolisian RI dan TNI masih berupaya untuk mengendalikan situasi di sana.
Sumber: vivanews.