matamaduranews.com-Fix aman. Tim Gabungan yang turun ke lokasi Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, menyatakan: sumber suara tok patok-an merupakan sebuah fenomena geologi.
Stasiun Geofisika Kelas II Pasuruan menyatakan lokasi sumber suara misterius (tok patoka-an) saat ini aman untuk ditinggali warga. Sejak kemarin, Selasa 15 Agustus 2023. 5 KK yang sempat mengungsi sudah kembali menempati rumah tinggalnya.
Suara tok patok-an dari dalam tanah Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah,Lenteng, Sumenep yang sempat heboh itu, menurut tim berasal dari gerakan sungai bawah tanah.
Laporan tim gabungan dari BPBD Jatim, BMKG, dan ahli geologi. Tim bekerja selama dua hari mulai dari Minggu, 13 hingga Senin, 14 Agustus 2023.
Dari rekaman dan analisa data, BMKG menyimpulkan bahwa struktur bawah tanah dari desa di ujung timur Pulau Madura tersebut terdiri dari lapisan karst.
Struktur karst terbentuk dari konsentrasi batuan kapur di bawah tanah. Batuan tersebut dari waktu ke waktu tergerus oleh air yang meresap ke tanah sehingga menghasilkan karakter batuan yang berpori.
Sementara, bunyi dari dalam bumi yang timbul, disinyalir akibat adanya aliran sungai di bawah permukaan tanah.
Tim penyelidik suara misterius di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep telah menyelesaikan tugas mereka.
Sebelumnya, Ahli Geologi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Amien Widodo mengungkapkan bahwa ketukan tersebut ada kaitannya dengan lapisan karst di bawah pulau Jawa.
Secara geologis, batuan yang membentuk Jawa Timur sampai Pulau Kangean memiliki banyak lapisan batu gamping yang tebal.
Susunan batuan itu, kata Amien sebagian tersingkap di pegunungan Jawa Timur bagian utara, termasuk Pulau Madura sampai Kepulauan Kangean.
Sebagian lagi tersingkap di bagian selatan yang dikenal dengan Pegunungan Selatan yang membentang dari Banyuwangi sampai Jawa Tengah,†kata Amien seperti dikutip Harian Disway Minggu, 13 Agustus 2023.
Disebutkan, lapisan batu gamping tebal tersebut jika bertemu dengan air maka akan larut. Air biasanya masuk dari permukaan tanah melalui celah-celah batu.
Lama-kelamaan, air akan menggerus lapisan batu gamping dan menciptakan luweng atau jaringan gua bawah tanah. Jika jaringan luweng ini kata Amien runtuh, maka akan menimbulkan sinkhole.
Proses inilah kata Amien yang membantu terbentuknya topografi karst pada suatu daerah dengan ditandai banyaknya gua, sinkhole, bukit bukit kerucut, dan sungai bawah tanah.
“Dengan struktur tanah seperti ini, bila ada orang menambang atau menggali sumur dekat dengan gua di bawah tanah dan lajur gua melewati kawasan Sumenep maka bisa terdengar suara ketukan dari bawah tanah,†jelas Amien.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Geofisija (Stageof) Pasuruan Suwarto mengatakan,kerentanan seismik atau kerawanan terhadap gempa bumi relatif tidak signifikan karena di daerah tersebut memiliki struktur batuan yang keras. (*)