
MataMaduraNews.com–BANGKALAN-Sebagai Camat, Tri Yanto Yani begitu paham dinamika wilayah teritorial Kecamatan Burneh.Maklum, belakangan, wilayah itu masuk kawasan strategis ‘segitiga emas’ Bancaran-Burneh-Martajasah di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim. Ditambah sebagai pintu masuk ke pusat Kota Dzikir dan Shalawat itu, kecamatan yang dipimpinnya memiliki daya tarik tersendiri untuk para investor. “Ibarat kata, Burneh ini seperti perawan cantik yang sedang dikerumuni banyak pemuda ganteng,†katanya saat mengawali pembicaraan dengan Mata Madura.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ia menyebut ada banyak potensi besar yang harus dikembangkan di wilayahnya. Salah satu yang sangat potensial adalah bidang pertanian. Kini sebagai sentra produksi padi dengan sistem teknis pengairan yang bisa diatur, produksi padi Kecamatan Burneh menyumbang kisaran 45% terhadap produksi total Kabupaten Bangkalan. Bahkan, karena Burneh termasuk kawasan agropolitan, nantinya juga akan ada kawasan khusus penjualan hasil pertanian khas Kecamatan Burneh mulai dari durian, rambutan, dan ketela rambat khas (sobih). “Termasuk makanan hasil olahannya yaitu tajin sobih, akan kita angkat untuk menjadi ciri khas Kecamatan Burneh,†tutur Tri Yanto.
Pengembangan potensi ini bukan sekedar kata. Untuk mewujudkan semua itu, Camat Burneh menunjukkan grand design pembangunan Etalase Madura, Ruang Terbuka Hijau sekaligus Taman Baca yang dilengkapi Area Bermain, Gerbang Selamat Datang, serta upaya mematenkan Melati Rato Ebu, kepada Mata Madura.
Desain Etalase Madura berupa pertokoan empat sisi yang dilengkapi dengan mushalla, area parkir yang cukup dan di tengahnya menjadi sentra PKL yang saat ini masih berserakan di sepanjang jalan kecamatan. Setiap sisi akan diisi oleh setiap kabupaten dengan oleh-oleh khas dari masing-masing kabupaten tersebut. “Bangkalan sebagai pintu masuk dan juga pintu keluar pulau Madura layak untuk menyediakan Etalase Madura yang nantinya bisa menjadi miniatur dari Madura itu sendiri. Semua ciri khas empat kabupaten ada di situ,†katanya, penuh harap. Etalase Madura tersebut rencanannya akan diletakkan di jalan akses Suramadu di atas tanah milik kas desa Kecamatan Burneh seluas 1,5 hektar.
Pembangunan Etalase Madura ini rencananya juga akan didukung dengan Ruang Terbuka Hijau sekaligus Taman Baca dan Area Bermain yang sudah diusulkan pihak kecamatan sejak awal tahun 2016 kemarin dan menunggu disetujui oleh Pemda. Rencana ini lahir, menurut Tri Yanto, karena dengan jumlah penduduk sekitar 73 ribu lebih, Bangkalan cukup haus akan ruang terbuka hijau dan publik.
“Sementara dalam mematenkan Melati Rato Ebu, kami telah menjalin kerja sama bidang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan Universitsa Airlangga Surabaya,†tambah ayah dua anak ini.
Dalam waktu dekat, masih di tahun 2016 ini, Tri Yanto memastikan akan segera dibangun Pintu Gerbang Selamat Datang yang bertuliskan ‘Selamat Datang di Kabupaten Bangkalan Kota Dzikir dan Shalawat’. “Saya tidak akan menunggu BPWS. Karena siapa yang cepat dialah yang dapat. Lagi pula kalau hanya saling menunggu mau sampai kapan,†tegasnya bernada tanya.
Makanya, Tri Yanto berkomitmen pihaknya harus berpacu. Karena sekali saja tertinggal, ia percaya untuk seterusnya akan ketinggalan perkembangan yang begitu cepat. Di tahun 2017 nanti, telah ditarget minimal kajiannya sudah ada, sehingga pada tahun 2018 pembangunan sudah mulai bisa berlari.
Kini, ia berharap roadmap pembangunan Burneh dapat diberikan kemudahan dalam perizinan. Karena tanpa izin dari pihak terkait, otomatis cita-cita besar kepemimpinannya hanya akan menjadi mimpi belaka. Ia tidak ingin, lokasi stragegis Kecamatan Burneh dengan segala potensinya hanya menjadi lintasan menuju Kabupaten Bangkalan semata. “Tapi saya ingin mereka yang mau ke Bangkalan bisa mampir sekedar makan, beli oleh-oleh dan lainnya. Kepentingan saya hanya pertumbuhan ekonomi,†katanya. Karena ketika ekonomi tumbuh, pendapatan masyarakat akan meningkat dan dengan otomatis akan pula sejahtera.
Hasin, Mata Bangkalan