matamaduranews.com–BANGKALAN-Kondisi ruang kelas belajar siswa SDN Banyoneng 1 yang tak layak ditempati mulai mendapat banyak perhatian.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Salah satu yang memperhatikan itu, Herman anggota DPRD Bangkalan asal Kecamatan Geger.
Sabtu (14/12/2019), Herman datang ke SDN Banyoneng 1 dengan membawa bantuan terop.
“Kami beri bantuan terop pada pihak sekolah. Minimal dimusim hujan seperti sekarang, siswa tak kehujanan dalam menimba ilmu,” jelas politisi Gerindra asal Gegger ini, kepada Mata Madura.
Herman merasa iba melihat kondisi para siswa SDN Banyoneng 1. Karena itu, ia tergerak untuk membantu fasilitas pendidikan meskipun tak seberapa.
“Ini bagian dari pemecut agar pemerintah bisa hadir di tengah-tengah kondisi pendidikan semacam ini. Kami meminta juga kepada pihak sekolah apa sekiranya yang dibutuhkan agar proses belajar kembali sedia kala. Siswa aman dan nyaman dalam belajar. Sesegara mungkin akan kami sampaikan pada Ketua DPRD dan Pemkab Bangkalan,” terang Herman.
Herman berharap dalam waktu dekat, ruang belajar siswa SDN Banyoneng 1 bisa direhab total. “Melihat kondisi anak-anak SD di desa kami kasian. Pembangunan harus total. Bukan rehab ringan karena kondisi bangunan sangat membahayakan,” harapnya
Herman mengaku sudah koordinasi Ketua DPRD Bangkalan dan ketua Komisi D selaku mitra pendidikan, terkait pembangunan SDN Banyoneng 1.
“Saya sudah memberitahukan kondisi sekolah yang sangat memilukan di Banyoneng ini. InsyAllah kedepan akan mendapat perhatian khusus,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, fasilitas pendidikan di SDN Banyoneng 1, Kecamatan Geger, Bangkalan memperhatinkan.
Tiga ruang belajar rusak total. Tiga lainnya sudah tak layak huni karena sudah mengalami retak di tembok.
Dari keseluruhan bangunan hanya tiga kelas yang bisa digunakan. Meskipun kondisi memilukan karena tembok dan atap sangat rawan roboh.
Kondisi sekolah yang tak layak pernah dilaporkan Kasek Suprapto ke Dinas Pendidikan Bangkalan melalui Koordinator Pendidikan Kecamatan Geger.
Namun hingga saat ini bantuan tak kunjung datang. Meski dihantui ketakutan bangunan roboh siswa tetap semangat menimba ilmu walaupun kadang mereka belajar di luar kelas.
“Bangunan sekolah ini ada sejak kami masih kecil. Di sekolah ini kami dilahirkan, jadi saya selaku Anggota dewan sangat miris milihat kondisi infrastruktur SDN Banyoneng 1,” cerita Herman.
Dari tiga bangunan yang tersisa, tiga dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Yang dipakai hanya tiga kelas. Lainnya rata dengan tanah dan atap yang roboh. Plafon dan kuda-kuda genting sudah tak layak juga yang tiga kelas,” lirih Herman.
Tak khayal puluhan siswa itu terpaksa belajar di bawah pohon dan halaman kelas. Di gardu. Di pematang sawah. Semua mereka lakukan demi mengais ilmu agar bisa menjadi orang yang berguna bagi Bangsa dan Negara.
Saat hujan turun, mereka terpaksa menyingkir dan belajar di emperan sekolah. Agar para siswa dan buku pelajaran mereka tidak basah kuyup. Sesekali mereka belajar di bawah parkir sepeda.
Mendengar dan melihat kondisi keluh kesah anak SDN Banyoneng 1, Herman tergerak untuk membantu sekuat tenaga demi kelancaran pendidikan generasi Banyoneng.
Syaiful, Mata Bangkalan