Lagi, Pasien di RSUD Bangkalan Mengeluh. Begini Kata Dokter Sandy

×

Lagi, Pasien di RSUD Bangkalan Mengeluh. Begini Kata Dokter Sandy

Sebarkan artikel ini
Pasien Vivin saat meronta kesakitan di ruang IGD RSUD Syamrabu Bangkalan. (matamadura.syaiful)

matamaduranews.comBANGKALAN-Keluhan atas pelayanan di RSUD Syamrabu Bangkalan kembali datang dari keluarga pasien.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Keluhan kali ini datang dari keluarga Hidayatul Muavivin (18), pasien RSUD Syamrabu asal Desa Tagungguh, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan.

Keluarga Vivin mengaku kurang mendapat pelayanan menyenangkan sejak tiba di IGD.

Pasien Hidayatul Muavivin masuk IGD jam 1 siang. Sekitar jam 5 sore, ada dokter yang yang melayani. Setelah maghrib, pasien Vivin masih di IGD.

Beberapa saat setelah tiba di ruang IGD, pasien Vivin-meronta kesakitan. Menurut pengakuan keluarga, pasien Vivin memiliki riwayat penyakit kista.

Saat meronta kesakitan di IGD, keluarga pasien bingung. Karena pasien hanya dilayani petugas rawat yang bertugas jaga di IGD. Tanpa dokter jaga.

Perawat memasang infus ke pasien Vivin. Tapi Vivin terus meronta-ronta lantaran sakit di perutnya.

Karena tak tahan melihat jerit kesakitan Vivin, ada keluarga berinisiatif bertanya tentang keberadaan dokter yang hendak menanganinya. Si perawat menjawab, si dokter masih sibuk melayani pasien yang lain.

Pasien Vivin terus menjerit kesakitan. Dia terus meronta-ronta kesakitan karena nyeri di bagian perut.

Abd Aziz tak tega melihat keluarganya terkapar kesakitan. Dia sempat cekcok mulut dengan petugas rawat di IGD soal pelayanan pasien Vivin.

“Jangan main-main dengan pelayanan kesehatan. Jangan sepelekan pasien. Nyawa taruhannya, ini perihal kemanusiaan,” ucap Aziz dengan nada tinggi ke petugas IGD.

Bercampur kalut melihat keluarganya merenggang kesakitan, dengan terpaksa Aziz memperkenalkan diri ke perawat IGD sebagai anggota DPRD Bangkalan.

Setelah itu, mulai ada atensi ke pasien Vivin. Tiga jam berselang sejak masuk IGD, baru ada dokter yang membawa pasien Vivi ke ruangan khusus untuk di-USG.

Kepada wartawan, Azis menyarankan ke para petugas rawat di RSUD Bangkalan agar mengikuti pelatihan attitude (sikap) dan etika profesi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Kasihan para pasien dan keluarga yang berobat. Yang semestinya diberi motivasi dan pelayanan terbaik dengan kondisi nyaman. Eh malah disuguhi sikap yang tak ramah. Semoga ke depan pelayanan di RSUD Bangkalan lebih baik,” harap Azis kepada para wartawan, yang kebetulan menyaksikan ketegangan di ruang IGD, Jumat sore (3/1/2020).

Menanggapi keluhan keluarga pasien Vivin, Bagian Manajemen Keperawatan RSUD Bangkalan, Ibu Tanti mengaku petugas rawat sudah menangani pasien secara maksimal.

“Tadi sudah dilakukan opjin, tapi tak perlu tindakan opjin. Makanya dikembalikan ke IGD. Pasien sempat dimasukkan ke ruang Irna C. Ternyata tidak ada kasus kandungan. Mungkin kalau masalah medisnya, langsung ke dokter saja,” pintanya kepada wartawan.

Dr Sandy Kurnia Permana, dokter RSUD Syamrabu kepada para wartawan menjelaskan, nyeri pada perut ada banyak kemungkinan. Karenanya, dia melakukan tindakan USG terlebih dahulu ke pasien Vivin. Hasil USG, pasien Vivin ditemukan kista.

“Tadi dari pasien masih ada keluhan. Makanya dilakukan infus dan cek darah,” jelas dokter Sandy.

Dr Sandy berdalih, nyeri pada perut pasien tidak bisa langsung memasukkan obat. Ada beberapa penyakit yang tidak boleh masukkan obat. Jika diberikan obat, khawatir tidak ditemukan gejala sakitnya.

“Dikhawatirkan pasien pulang sebelum sembuh total jika langsung diberi obat anti nyeri. Kasihan jika penyakitnya tak ditemukan. Jika kita ngasih obat pasien gak merasa sakit, kita kan tidak ngerti di dalam perut sakitnya apa. Terus, pasien juga sulit BAB. Makanya kita foto, ternyata memang ada hambatan di ususnya. Memang butuh waktu lama karena perlu pemeriksaan. Bukan kita memperlambat prosesnya,” jelas Dr Sandy.

Syaiful, Mata Bangkalan