Berita Utama

Menarik, Kesepian Menginspirasi Lahirnya PAUD di Bangkalan

×

Menarik, Kesepian Menginspirasi Lahirnya PAUD di Bangkalan

Sebarkan artikel ini
CERIA: Lilik Zuhriyah (tengah) bersama guru dan sebagian siswa PAUD Nurul Amanah, Kamal, Bangkalan foto bareng usai mengikuti karnaval. (Foto PAUD Nurul Amanah for Mata Madura)

Ingin bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan mengisi waktu luang. Kebisingan anak-anak bak melodi yang indah menginspirasi lahirnya PAUD Nurul Amanah.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
CERIA: Lilik Zuhriyah (tengah) bersama guru dan sebagian siswa PAUD Nurul Amanah, Kamal, Bangkalan foto bareng usai mengikuti karnaval. (Foto PAUD Nurul Amanah for Mata Madura)
CERIA: Lilik Zuhriyah (tengah) bersama guru dan sebagian siswa PAUD Nurul Amanah, Kamal, Bangkalan foto bareng usai mengikuti karnaval. (Foto PAUD Nurul Amanah for Mata Madura)

MataMaduraNews.com, BANGKALAN-Banyak cara untuk menghilangkan rasa kesepian. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Lilik Zuhriyah, warga RT 002/RW 004, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Bangkalan. Keempat anaknya sudah memasuki usia sekolah, sehingga Lilik hanya berdiam seorang diri di rumah. Berawal dari rasa kesepian itu, Lilik memutar otak untuk memiliki kegiatan positif dalam mengisi waktu luang, sekaligus bisa bermanfaat untuk tetangga sekitar. Sehingga muncullah gagasan untuk mendirikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Amanah.

Bukan tanpa alasan Lilik memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang menaungi anak-anak usia dini tersebut. Menurutnya, riuh suara gelak tawa serta tangisan anak-anak mampu memberikan kebahagiaan tersendiri. ”Suara anak kecil itu khas dan tidak dapat saya temukan pada melodi musik apapun,” tuturnya seraya tersenyum, Kamis pekan lalu.

Kepala PAUD Nurul Amanah ini merasa sangat bahagia apabila ada di antara kumpulan anak-anak. Ruangan di rumahnya ia gunakan sebagai tempat anak-anak belajar sambil bermain. ”Saya sangat bahagia, Mas, saat berkumpul dan mendengar tawa dan tangis anak-anak saat sedang bermain. Apalagi di rumah saya punya ruangan yang luas dan kosong, jadi bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk mereka belajar sambil bermain, sekaligus menjadi teman saya,” ungkapnya kepada Mata Madura.

Mendirikan lembaga PAUD bukanlah hal yang mudah. Kepercayaan masyarakat bagi Lilik merupakan hal yang utama. Karena menurutnya orang tua tidak akan mau menitipkan putra-putri kesayangan mereka kepada orang sembarangan. Terlebih isu kekerasan terhadap anak sering kali muncul di layar televisi. ”Tapi alhamdulillah, setelah saya sampaikan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu tetangga yang dekat bahwa saya akan mendirikan lembaga PAUD, kebanyakan  mereka memberikan respon positif walaupun ada juga yang masih pesimis,” Lilik menjelaskan.

Setelah kepercayaan masyarakat sekitar berhasil diperoleh, masih ada hambatan lainnya, seperti sejumlah kekurangan yang dimiliki lembaga PAUD miliknya. Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, Lilik melewati hambatan tersebut. Baginya hambatan adalah tantangan yang harus dihadapi dengan senyuman. ”Seperti anak kecil yang jatuh, menangis, tapi berdiri lagi. Jatuh lagi, nangis lagi, tapi berdiri lagi. Gitu terus sampai sekarang,” kata Lilik menceritakan pahit manisnya dalam mengelola lembaga.

Untuk menambah wawasan serta kemampuan dalam mendidik anak pada usia emas tersebut, Lilik mengaku sering mengikuti pelatihan dan workshop, baik yang diadakan lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. ”Pelatihan dan workshop lumayan membantu, Mas. Karena mendidik anak PAUD itu tidak seperti yang kita kira, gampang-gampang susah, karena mereka anak luar biasa dengan sejuta karakter yang berbeda,” kata Lilik.

Lilik bersyukur PAUD Nurul Amanah yang ia dirikan bisa bertahan dan berdiri sejajar dengan lembaga PAUD lainnya. Bahkan sering kali PAUD Nurul Amanah ikut serta dalam sejumlah lomba dan kegiatan, meski belum bisa membawa pulang piala. ”Sesuai dengan visi dan misi lembaga, kami akan terus berupaya untuk membekali anak didik kami dengan berbagai kemampuan sesuai dengan karakter yang mereka miliki masing-masing,” tuturnya mengakhiri perbincangan.

Hasin/Jamal, Mata Bangkalan