MataMaduraNews.com–JAKARTA-Teka teki pendamping Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 akhirnya terjawab.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tepat pukul 23.30 wib bertempat di halaman rumah Prabowo, Kamis (9/8/2018) Capres Prabowo mengumumkan Sandiaga Uno sebagai Cawapres.
“Alhamdulillah, dengan perjuangan yang melelahkan. Partai koalisi menyepakati nama Sandiaga Uno sebagai wapres,” jelas Prabowo yang didampingi petinggi partai koalisi; PAN dan PKS.
Pasangan Capres-Cawapres akan mendaftar ke KPU setelah shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Sandiaga Uno dalam sambutan berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan kerja dan menjaga stabilitas harga barang yang murah.
Berikut Riwayat Hidup Sandiaga
Dikutip dari wikipedia Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969; umur 49 tahun. Saat ini menjabat Wagub DKI berpasangan Anis Sandi dan menyatakan mundur milih mencalonkan sebagai Wapres Prabowo.
Sebelum menjabat Wagub DKI, Sandiaga sebagai pengusaha dan pengurus Gerindra.  Sandiaga Uno berdarah Gorontalo merupakan lulusan Universitas Negeri Wichita, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude.
Sandi mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas George Washington, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00 .
Kemudian, pada tahun 1993 ia bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus di MP Holding Limited Group (mulai 1994). Pada 1995 ia pindah ke NTI Resources Ltd di Kanada dan menjabat Executive Vice President NTI Resources Ltd. dengan penghasilan 8.000 dollar AS per bulan. Namun, krisis moneter sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut.Sandi pun tidak bisa lagi meneruskan pekerjaanya tersebut.
Situasi tersebut mengantar Sandi pulang ke Indonesia dengan predikat pengangguran. Meskipun demikian, karena kejadian tersebut, Sandi Uno kemudian mengubah cara pandangnya dan berbalik arah menjadi pengusaha.
Pada tahun 1997 Sandi Uno mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani.Salah satu mentor bisnisnya adalah William Soeryadjaya. Kemudian, pada 1998 ia dan Edwin Soeryadjaya, putra William, mendirikan perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Berbekal jejaring (network) yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi Uno sukses menjalankan bisnis tersebut. Mekanisme kinerja perusahaan tersebut adalah menghimpun modal investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami masalah keuangan. Kinerja perusahaan yang krisis itu kemudian dibenahi dan dikembangkan.Setelah kembali sehat, aset perusahaan tersebut dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Hingga 2009, ada 12 perusahaan yang sudah diambil alih oleh PT Saratoga. Beberapa perusahaan pun telah dijual kembali , antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics.
Pada 2005–2008, Sandi Uno menjadi ketua umum Himpunan pengusaha Muda Indonesia(HIPMI). Da juga menjadi Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sejak 2004.
Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollarAS, Pada 2007. Sementara, pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS.
Pada 2009 Sandi masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.Majalah tersebut menuliskan Sandi memiliki kekayaan US$ 400 juta dan berada di peringkat 29.
Saat ini, Sandi Uno juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan. Seperti:
PT Adaro Indonesia
PT Indonesia Bulk Terminal
PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
Interra Resources Limited
PT. iFORTE SOLUSI INFOTEK
Pada bulan Mei 2011 lalu, ia memutuskan membeli 51% saham Mandala Airlines.
Pada 16 April 2015, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu direktur PT Adaro Energy Tbk. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, 10 Juni 2015, ia resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Ia melepaskan berbagai jabatan di beberapa perusahaan tersebut karena ingin fokus pada tugas barunya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya(Gerindra) yang dipimpinan oleh Prabowo Subianto. Posisinya di Saratoga digantikan oleh Michael Soeryadjaya, anak dari Edwin Soeryadjaya dan cucu dari pendiri Astra International William Soeryadjaya. Namanya termasuk dalam daftar Panama Papers. Dia mengikuti program Tax Amnesty.
redaksi