matamaduranews.com–BANGKALAN– “KH Ahmad Dahlan pernah menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di Bangkalan. Dan Muhammadiyah memiliki sejarah panjang di Madura, yang berdiri sejak 1925, jauh lebih lama dengan daerah lain di Jawa Timur,†sebut Prof Dr Bahtiar Effendi, saat memberikan testimoni dalam Puncak Milad Muhammadiyah se Jatim ke-107 H/104 M yang diselenggarakan pada hari Minggu pagi, (27/11/2016) bertempat di Stadion Gelora Bangkalan (SGB).
Karena itu, intelektual Muhammadiyah ini, mengaku tidak heran jika Milad Muhammadiyah dilaksanakan di Bangkalan, Madura, yang nota bene mayoritas warga Nahdliyin.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim M Saad Ibrahim dalam sambutan menyatakan, Muhammadiyah dan Madura memiliki banyak kesamaan. Salah satunya adalah Madura memiliki budaya yang sangat tradisional. Muhammadiyah pun memiliki prinsip arruju ila qur’an wa sunnah (kembali pada Quran dan Sunah).
“Nilai-nilai yang membentuk budaya al islamiyah, yang memengaruhi Madura dan Muhammadiyah,†katanya saat memberikan sambutan.
Menurutnya, konstribusi Muhammadiyah sangat besar untuk Indonesia. “InsyaAllah dengan pertolongan Allah, Indonesia akan semakin maju setelah didukung Muhammadiyah,†tambahnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr KH Haedar Nasir mengatakan, substansi dari kegiatan ini adalah ta’aruf dan bersilaturahmi mempererat ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah untuk Indonesia yang berkemajuan.
“Apa yang ditampilkan di rangkaian acara milad di Bangkalan merupakan satu dari sekian bukti keberhasilan yang telah diberikan Muhammadiyah Jawa Timur sebagai uswatun hasanah dalam rangka berlomba-lomba dalam kebaikan. Semua ini tidak terlepas dari sumbangsih tokoh sekaligus pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan,†ujarnya saat memberi sambutan dalam Puncak Milad di SGB.
Hasin, Mata Bangkalan