Politik

Politik Bangkalan Pasca Fuad Amin

×

Politik Bangkalan Pasca Fuad Amin

Sebarkan artikel ini
Hambali Rasidi

Tokoh legendaris Bangkalan berpulang. RKH Fuad Amin Imron. Sosok dua karakter yang melekat dalam satu tubuh.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ra Fuad sosok relegius karena cicit Syechona Kholil Bangkalan. Ra Fuad juga disegani para Blater Bangkalan. Dia dinilai mampu mengorganisir dan menyelesaikan konflik.

Dua karakter berbeda itu juga diimbangi kekayaan yang melimpah. Termasuk tak kikir mendistribusikan kekayaan dan kekuasaannya.

Praktis, banyak orang yang ingin mendekat. Mulai kelompok aktivis. Pengusaha. Politisi. Termasuk para Blater dari beragam kelas.

Tak sedikit orang yang mendekat di lingkaran Ra Fuad kini jadi orang beken. Seperti, Nizar Zahro (DPR RI). Fauzan Jakfar (eks Ketua KPU Bangkalan). Mahfud (DPRD Jatim). Syafiudin Asmoro (DPR RI).  Termasuk Aliman Harish dan Mathur Husyairi (DPRD Jatim).

Mathur dan Aliman, dua figur yang pernah mengenyam pendidikan politik langsung dari Ra Fuad. Walau dalam perkembangan, dua orang ini beda pandangan.

Risang Bima Wijaya bukan orang yang dididik langsung. Tapi dia lawan Fuad. Berulangkali Risang alami teror saat Fuad berkuasa. Hingga petingi Jawa Pos, waktu itu, ikut memediasi.

Psikologi Risang bukan ciut. Jiwa satria Risang kian menggelegar. Risang ditarik ke wartawan metropolis. Jadi orang yang diperhatikan Dahlan Iskan. Hingga menjabat Pemred Radar Jogja.

Setelah Ra Fuad almarhum. Banyak analis mendeskripsikan warna politik Bangkalan.

Maklum, sejak 2003. Warna politik Bangkalan jadi satu pintu. Lewat pintu Ra Fuad.

Lalu Ra Fuad mendistribusikan ke berbagai wilayah kekuasaannya. Baik di legislatif, eksekutif. Termasuk di wilayah yudikatif.

Wllayah legislatif terbagi di berbagai level dan parpol. Mulai tingkat kabupaten, provinsi hingga senayan.

Tak lupa kekuasaan di tingkat desa didesain beragam rupa.

Pola kekuasaan Ra Fuad ini, mengingatkan pada rezim Orde Baru. Dua kekuatan yang menopang. ABRI dan Golongan Karya.

ABRI harus berbaju Golkar. Dan Golkar yang mendistribusikan ke orang-orang yang hendak menepati kekuasaan. Dari berbagai level dan tempat.

Orang-orang Fuad yang disebutkan di atas, sudah mulai berpencar. Nizar Zahro tak lagi duduk di DPR RI. Mahfud sudah lama mandiri.

Yang tersisa sekarang hanya saudara kandung Fuad. Ra Ibong (Caleg terpilih DPR RI dari Gerindra) dan Ra Latif (Bupati Bangkalan).

Di luar keluarga, ada Syafiudin Asmoro (Caleg terpilih DPR RI dari PKB). Dan banyak caleg terpilih lain yang dibantu Ra Fuad. Tapi orang luar.

Kalau ada yang bertanya. Bagaimana warna politik Bangkalan pasca Ra Fuad?

Silahkan tanya ke masyarakat Bangkalan.

Saya hanya punya banyak teman asal Bangkalan waktu kuliah. Termasuk perempuan Bangkalan yang pernah saya kenali. Hehe

Hambali Rasidi

Sumenep, 17 September 2019