Nasional

Pria asal Sumenep Serang Polsek Wonokromo, Kapolri Tito dan Bupati Kiai Busyro Punya Pandangan

×

Pria asal Sumenep Serang Polsek Wonokromo, Kapolri Tito dan Bupati Kiai Busyro Punya Pandangan

Sebarkan artikel ini
Kiai Busyro-Kapolri Tito
Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim (kiri)

matamaduranews.comSUMENEP-Pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyebut tindakan Imam Musthofa menyerang anggota Mapolsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu sore (17/8/2019) akibat pengaruh kajian-kajian radikalisasi di dunia internet, sekata dengan pandangan Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim.

Kapolri Tito menjelaskan, Imam Musthofa mengalami self radicalism atau radikalisasi diri sendiri karena mengikuti kajian-kajian di internet. Sehingga punya kesimpulan dan penafsiran sendiri tentang jihad. Lalu Imam menyerang aparat kepolisian karena menganggap polisi adalah  thogut dan kafir.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Polisi dianggapnya thogut. Bagi ia polisi itu selain thogut juga dianggap kafir harbi sering melalukan penegakan hukum pada mereka. Sehingga bagi dia melakukan serangan ke polisi mendapat pahala,” ujar Tito, seperti dikutip jawapos.

Sebelumnya, Pengasuh Ponpes Al-Karimiyyah, Beraji, Gapura, Sumenep ini, pernah menyarankan kepada anak bangsa Indonesia agar hati-hati terhadap trans-ideologi yang bersebaran di dunia internet.

Menurut Bupati Kiai Busyro, perkembangan teknologi dan informasi bisa menjadi pintu masuk paham baru yang mengancam runtuhnya ideologi Negara Indonesia.

Karena itu, politisi PKB ini, menawarkan adanya filterisasi terhadap pemikiran-pemikiran dan ajaran yang bersebaran dalam dunia maya.

“Sekarang, teknologi dan informasi mudah diakses hingga ke pelosok-pelosok. Tentunya sudah dibumbui adanya trans-ideologi. Tak lain adalah paham-paham dari luar negeri yang mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap ideologi bangsanya, yakni Pancasila dan UUD 1945,” sebutnya, kepada sejumlah wartawan, beberapa waktu sebelum insiden berdarah di Mapolsek Wonokromo, Surabaya.

Bupati Kiai Busyro berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh. Masyarakat Sumenep agar selalu awas terhadap kejadian dan beragam informasi yang mengancam ideologi bangsa Indonesia.

“Ayo, semua elemen masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara. Ideologi Bangsa Indonesia mutlak Pancasila dan UUD 1945. Itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” papar suami Nurfitriana.

Agar paham radikalisasi tak mudah terjangkit di kalangan generasi bangsa Indonesia, Bupati Sumenep dua periode ini, menawarkan gagasan, perlunya meneguhkan rasa cinta dan pemahaman yang sama bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah ideologi Bangsa Indonesia.

“Keberadaan Pancasila dan UUD 45 itu kan harga mati yang harus ditaatai oleh seluruh komponen anak bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” sebutnya.

Sebagaimana diketahui, Imam Musthofa, warga asal Desa Talaga, Ganding, Sumenep, menyerang anggota Polsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu sore (17/8/2019).

Tindakan Imam Musthofa mengundang banyak perhatian.

Imam Musthofa diduga terindikasi ISIS. Imam diketahui belajar sendiri mengenai ISIS secara otodidak di dunia internet.

redaksi

KPU Bangkalan