Oleh: Kurniadi, SH*
Pembantaian kemanusiaan yang disertai kekerasan pada harta benda itu, terjadi di Kota Palu, Sulawesi. Banyak warga mati terbunuh karena ditimbuni teruntuhan bangunan yang semula kokoh dan kuat ternyata dapat dirobohkan dengan mudah hanya dalam beberapa kejap;
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tidak itu saja, tidak kurang dari seribu orang yang sedang berada dipantai menyiapkan kegiatan Festival Nomini disapu habis oleh air laut yang tumpah ke darat dengan kekuatan yang maha dahsyat. Merekapun mati;
Dilain saat terdengar pula berita bahwa terdapat satu perkampungan yang penghuninya lenyap bersama-sama dengan bangunan rumahnya karena tersedot oleh lumpur yang datang secara tiba-tiba. Tak kurang dari 700 orang sekampung mati bersama-sama;
Sungguh, bulu tengkuk dileher berdesir aneh membayangkan peristiwa ini. Betapa dahsyat malapetaka ini menimpa warga Palu;
Siapa pelaku pembantaian ini,,,,??? Tidak lain adalah 3 makhluk, masing2 adalah:
1) *GEMPA*, perannya yg dahsyat adalah meruntuhkan banyak bangunan rumah milik warga, reruntuhannya mengubur hidup-hidup penghuninya;
2. *TSUNAMI*, perannya adalah menggerakkan air laut tumpah ke darat dg kekuatan yang maha dahsyat, menyapu dan meneggelamkan manusia yg ketika itu berada didekat pantai. Tak kurang dari seribu orang: Mati,,,!!!!;
3. *LUMPUR*, perbuatan materialnya adalah menyedot orang-orang sekampung berikut bangunan rumahnya ke perut bumi. Tak kurang dari 700 orang mati terkubur hidup-hidup ditimbuni lumpur,,,!!!;
Kejamkah 3 makhluk bernama *GEMPA, TSUNAMI dan LUMPUR* itu,,,??? Jawabnya: _Wallahu A’lam_,,,!!!;
Akan tetapi yang patut disayangkan adalah bahwa sebelum peristiwa ini terjadi, seorang peneliti sudah mengingatkan akan terjadinya petaka ini. Akan tetapi Si Peneliti dimarahi oleh pemerintah dengan tuduhan bahwa publikasi penelitiannya meresahkan masyarakat,,,!!!. Setelah penelitian ini terbukti, *bukankah berarti Sang Pembunuh ini adalah Pemerintah,,,????
Kawan, saya bukan anti Pemerintah,,, akan tetapi saya benci kepada aparaturnya yg sableng,,,!!!!;
_Ahhh,,,,!!!_
Bencana Alam di Palu mengingatkan saya pada doktrin agama mengenai Kiamat. Keadaan dimana Semesta bergolak, mengamuk, saling gempur dan merusak. Pepohonan dan Rumah hancur akibat diserbu serombongan badai, air laut mengamuk dibantu angin puting beliung meruntuhkan segalanya. Manusia mati dibunuh oleh alam secara kejam;
Dalam keadaan seperti itu, tentu tidak akan terdengar lagi suara suling yang ditiup oleh anak pengembala, karena Si Anak telah mati bersama suling-sulingnya. Tidak terdengar pula suara sajak dari _Nona Phie_ yang setiap malam mengalun lembut dibawa desir angin yg bergelut panas dg embun diujung daun;
Bocah Pengembala dan _Nona Phie_, semoga kalian baik-baik saja,,,!!!!;
Cangkarman, 02 Oktober 2018;
*Praktisi tinggal di Sumenep, Madura