Mengenal Ibu Hosna; Pemilik Krupuk Ikan Kanisa Bercitarasa Khas

×

Mengenal Ibu Hosna; Pemilik Krupuk Ikan Kanisa Bercitarasa Khas

Sebarkan artikel ini
Krupuk Kanisa Legung
Krupuk Ikan Kanisa produk Ibu Hosna

matamaduranews.comSUMENEP-Ibu Hosna (55), warga Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang ini, tergolong jeli melihat potensi ekonomi di sekitar rumahnya.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Berbekal pengetahuan seadanya, mula-mula Ibu Hosna mencoba meracik krupuk berbahan ikan segar. Hasil olahannya ia jajakan ke sanak family dan temannya. Dengan tujuan ingin menguji rasa hasil olahannya.

Di luar dugaan. Para tester itu sama-sama menyebut hasil olahan Ibu Hosna memiliki rasa khas. Gurih dan enak. Langsung terasa di lidah ketika mengunyah krupuk olahan Ibu Hosna.

Sejak itu, Ibu Hosna memantapkan kreasinya untuk membuat krupuk ikan. Ibu Hosna tak berpikir panjang soal ketersediaan bahan baku. Karena di desanya, telah lama menjadi pusat ikan hasil tangkapan nelayan. Ikan segar pasti melimpah.

Respon para tester itu, Ibu Hosna tak langsung berproduksi krupuk. Dia memperhatikan lebih dahulu soal keindahan packing (kemasan) agar menjadi daya tarik pembeli. Setelah itu, Ibu Hosna mengurus ijin produksi dari pemerintah Sumenep.

Setelah ijin keluar, desain packing dicetak dengan bahan kedap udara.

Sepintas, Produk Ikan Kanisa bukan berasal dari desa. Jika dipajang di rak-rak tokoh modern seperti Indomaret atau Alfamart, Krupuk Ikan Kanisa sejajar dengan bikinan pabrik.

Salah satu kelebihan Krupuk Ikan Kanisa adalah adalah bahan baku dari ikan segar. Diolah sedemikian agar enak sebagai camilan.

“Krupuk olahan saya tanpa dijemur lagi.  Langsung digoreng hingga matang. Setelah itu siap disantap,” cerita Ibu Hosna saat temui Mata Madura, Kamis (22/8/2019).

Ibu Hosna mengaku sengaja mengobral bahan anti kedap sebagai kemasan agar terjaga cita rasa krupuknya. Terbukti, setiap hari peminat olahan Ibu Husna bertambah.

Usaha tak diduga ini, baru dilakoni sejak tahun 2015. Tapi, peminat krupuk Kanisa sudah menjelajah luar kabupaten hingga ke Jakarta.

Produk Ibu Hosna dipasarkan lewat online. Dengan kemasan apik, pembeli tak mengira sebagai produk kelas bawah. Apalagi, per bungkus, dijual harga Rp 10 ribu dengan berat 150 gr.

Dalam sehari, Ibu Hosna mengaku bisa produksi 200 kemasan.

Untuk meringankan produksi, Ibu Hosna merekrut 4 karyawan. Tenaga itu sengaja ambil dari sanak tetangga dekat rumahnya. “Ambil orang dekat. Biar ikut kecipratan penghasilan,” terangnya.

Imam Sofyan, Sekdes Legung Timur ikut mengapresiasi atas kreasi warganya. Imam menilai, langkah Ibu Hosna perlu diikuti oleh pemuda lainnya untuk mencipta produk unggulan berbahan potensi desa.

“Di Desa Legung Timur kan menjadi pusat hasil tangkap ikan. Dengan banyak ikan segar, Ibu Hosna mampu mengolah menjadi produk krupuk. Dan hasil jualnya lebih ekonomis,” sebut Pj Kades Legung Timur ini.

Menurut Sofyan, dengan kreatifitas Ibu Hosna, selain memanfaatkan potensi yang ada. Juga bisa mempekerjakan warga sekitar. Dan tentu mendapat penghasilan tambahan yang tak diduga sebelumnya.

‘’Saya turut mengapresiasi dengan prodak krupuk ikan Kanisa. Semoga, warga Desa Legung Timur bisa ikut jejak kreatif Ibu Hosna,” paparnya kepada Mata Madura saat ditemui di Kantor Desa Legung Timur, Kamis (22/08/2019).

Khoirul Ibad, Mata Madura