Peristiwa

Terima Kasih Mata Madura, Ucap Rektor IAIN Madura

×

Terima Kasih Mata Madura, Ucap Rektor IAIN Madura

Sebarkan artikel ini
AKRAB: Rektor IAIN Madura, Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag, swafoto bersama wartawan Mata Madura, Rusydiyono di beranda Rumah Dinas Bupati Sumenep. (Foto Rusydiyono/Mata Madura)

matamaduranews.com-SUMENEP-Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Kabupaten Pamekasan, Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag, berterimakasih kepada Mata Madura.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ceritanya, dua hari lalu, Jumat (13/09/2019) siang, IAIN Madura melakukan silaturahim ke Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim di rumah dinas bupati. Usai acara tersebut, Mata Madura bermaksud wawancara terkait kunjungan saat itu kepada rektor.

Sebelum wawancara, seperti biasa wartawan Mata Madura memperkenalkan diri. Sedikitnya menyebutkan nama dan asal media, barulah kemudian wawancara dilanjutkan.

Namun, setelah memperkenalkan nama Mata Madura, Doktor Kosim, sapaan akrab Rektor IAIN Madura itu, langsung tersenyum ramah. “Oh…Mata Madura,” katanya, seolah ada kenangan yang tersimpan selama ini.

Disambut demikian, wartawan Mata Madura tentu saja bertanya-tanya. Sehingga, membahas respon sang rektor dulu sebelum lanjut wawancara.

Dalam perbincangan, akhirnya terungkap bahwa rektor yang terlihat lemah lembut dan santun itu memang sudah banyak tahu soal Mata Madura. Sebab, selama ini wartawan media yang mengusung tagline ‘Media Pencerah Mengedepankan Solusi’ ini untuk wilayah Pamekasan mayoritas alumni IAIN Madura.

Bahkan, bukan hanya alumninya saja yang jadi wartawan Mata Madura di wilayah Pamekasan. Di antara mereka juga ada yang masih berstatus mahasiswa dan aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Activita.

“Tentunya kami sangat berterimakasih karena LPM kita digandeng Mata Madura. Bagaimanapun LPM itu masih belajar dan perlu bimbingan dan arahan dari lembaga pers senior seperti Mata Madura,” ucap Kosim.

Pihaknya merasa bersyukur karena selama ini alumni LPM Activita IAIN Madura lumayan banyak yang berprofesi sebagai wartawan. Di mana salah satu media yang banyak menerima mereka, kata Kosim, adalah Mata Madura.

“Saya berharap Mata Madura tetap menggandeng anak-anak kami di LPM,” pintanya.

Selain itu, Doktor Kosim juga berharap supaya Mata Madura terus mengawal informasi-informasi positif tentang Madura. Dia tidak ingin citra Madura makin buruk di mata orang luar hanya karena pemberitaan.

“Semoga Mata Madura terus eksis,” doa Doktor Kosim mengakhiri perbincangan siang itu.

Untuk diketahui, selama ini ada sejumlah alumni dan mahasiswa IAIN Madura yang aktif sebagai jurnalis Mata Madura. Meskipun, saat ini sebagian sudah ada yang pindah ke media lainnya di Madura.

Mereka itu adalah Hasibuddin asal Pamekasan, Jamaluddin asal Sampang, Abd Ghafur asal Pamekasan, dan Syahid Mujtahidy asal Sumenep, serta Kirom asal Sampang.

Hasib dan Jamal tercatat masuk Mata Madura secara bergiliran di tahun 2016. Namun, Hasib berhenti sekitar setahun kemudian, yang tak lama disusul Jamal yang sudah jadi Redaktur.

Saat bergabung dengan Mata Madura, keduanya masih tercatat sebagai mahasiswa semester akhir di IAN Madura yang waktu itu masih berstatus STAIN. Bahkan, Jamal masih aktif di LPM Activita.

Di akhir tahun 2016 sampai awal 2017, ada Abd Ghafur dan Syahid Mujtahidy. Ghafur hanya menjadi kontributor dan berlangsung satu edisi. Sedangkan Syahid aktif lebih satu tahun sampai menjadi Redaktur.

Untuk Syahid, ia merupakan wartawan bola pertama Mata Madura. Bahkan, hingga berpindah media, ia kerap diminta tulisan sebatas kontribusi.

Kala bergabung dengan Mata Madura, baik Ghafur maupun Syahid sedang bertatus mahasiswa IAIN Madura. Keduanya juga sedang menjadi pengurus LPM Activita.

Terakhir ada Kirom. Ia bergabung dengan Mata Madura sekitar awal tahun 2017. Saat itu, ia masih berstatus sebagai mahasiswa STAIN Pamekasan yang kini sudah bermetamorfosa menjadi IAIN Madura.

Di antara alumni dan mahasiswa perguruan tinggi yang dinakhodai Doktor Kosim itu, hanya Kirom yang tidak tercatat sebagai aktivis LPM Activita. Namun, hanya dia pula yang kini masih tercatat sebagai wartawan Mata Madura, kendati juga mengelola media lain bersama para aktivis mahasiswa di Sampang.

Rusydiyono, Mata Madura