matamaduranews.com–BANGKALAN-Penyaluran beras ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari BriLink dalam Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Bangkalan kembali dipersoalkan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Setelah kualitas beras jelek diterima KPM karena ‘dipaksa’ menyalurkan beras dari Bulog. Kali ini, ada tudingan oknum BRI yang ikut terlibat penyaluran beras jelek itu.
Tudingan itu disampaikan Hidayatulloh Warga Pejagan, Kelurahan Pejagan, Bangkalan saat ditemui Mata Madura, Rabu (30/10/2019).
Hidayatullah menyebut, ada oknum BRI yang menjadikan BPNT sebagai ajang bisnis untuk mengeruk keuntungan pribadi.
“Tugas BRI hanya mendistribusikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan penyaluran dana. Sementara di lapangan, beras yang disalurkan ada logo BRI,” jelas Hidayatulloh.
Disebutkan, BRI sejatinya dilarang melakukan pengadaan barang bahan baku BPNT, seperti beras dan telur.
Hidayatullah menuding BRI melalui cabang unit terkesan memaksa untuk mengambil alih pengadaan barang.
“Ini jelas apa yang dilakukan oknum BRI Bangkalan telah menyalahi aturan,” jelas Tokoh Masyarakat Pejagan ini.
Karena itu, Hidayat berharap BRI tidak menjadikan BPNT ini sebagai ajang bisnis untuk mengeruk keuntungan oknum di BRI.
“Beberapa temuan kami, beras yang disalurkan ke KPM melalui agent BRILink, ada logo BRI. Jika tidak berizin nanti bisa kena pidana,” tambahnya.
Sementara, Kepala BRI Cabang Bangkalan, Sudono dengan tegas membantah semua tudingan di atas.
BRI, katanya, hanya membagikan buku tabungan dan kartu KKS ke KPM.  Masyarakat tinggal mengambil beras dan telur ke E-Waroeng di agent BriLink. Agent BriLink membeli beras dan telur secara bebas. Dimana saja yang dikehendaki.
“Sama sekali tidak benar kalau BRI ikut terlibat dalam pengadaan. BRI hanya membagikan buku tabungan dan kartu KKS kepada masyarakat,†tandas Sudono.
Terkait logo Bank BRI yang tertera di karung beras Bulog, Sudono mengaku tidak tahu soal itu. Bahkan dia akan menginstruksikan logo BRI di karung beras Bulog itu dalam waktu dekat agar dihapus.
“Saya sendiri baru tahu soal logo itu.
Dan saya sudah minta untuk segera dihapus. Kami akan segera buat surat penghapusan logo tersebut,” terang Sudono Pimpinan Cabang BRI Bangkalan kepada Mata Madura.
Sudono berasumsi, beras yang disalurkan ke KPM belum tentu beras bulog. Dia berjanji, akan menelusuri ke keberadaan beras di bawah.
“Sebelumnya ada konfirmasi, namun tanpa persetujuan dari kita ternyata sudah dicetak. Tapi kami masih menulusuri kebenaran aliran beras itu. Apa benar beras dari bulog atau tidak. Jika ada penyalahgunaan wewenang akan kami surati Bulog,” ungkapnya.
Syaiful, Mata Bangkalan