Catatan: Hambali Rasidi
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!PERBINCANGAN Pilkada Sumenep 2020, di warung-warung saat ini bukan lagi bicara siapa yang akan nyalon. Subtansi pembicaraan sudah fokus. Siapa yang bakal menjadi pemenangnya.
Kalau saya menyebut, si fulan yang bakal menang. Nanti saya dibilang, ah..dukun politik omatao.
Jika saya membeber kekuatan politik masih-masing figur. Nanti saya juga dibilang, ah…analis politik ngawur.
Meski akan dibully, saya masih tertarik mengulas.
Bagaiman kapasitas dan kekuatan politik tiga figur yang akan nyalon Bupati Sumenep.
Malik Effendi, Fattah Jasin dan Ach. Fauzi.
Tiga figur ini sementara. Bagaimana peluang menang di Pilkada Sumenep?
Malik Effendi
Malik Effendi 20 tahun sebagai legsilator. 10 tahun legislator Sumenep. 10 tahun legislator Provinsi Jatim.
Soal kapasitas? Ya bisa dibilang ‘alim di bidang politik dan pemerintahan. 20 tahun sebagai legislator, Malik tergolong piawai soal keuangan dan pembangunan.
Anda belum percaya? Tanya saja ke para mitranya.
Bagaima kekuatan politiknya? Saya menyebut Malik itu, politisi yang selalu lolos dari lubang jarum.
Malik telaten merawat konstituennya. Tentu punya pemilih loyalis. Bikin suara utuh.
Sejak menjabat anggota DPRD Jatim, pemilih loyalisnya bertambah. Itu berkat pola distribusi program. Mampu menembus tembok.
Magnet politik Malik suda diujicoba di hari H Pilkada Sumenep 2015. Hasilnya, terbukti.
Tentu potensi suara Malik masih dirawat untuk September Pilkada 2020.
Hanya, kekuatan itu perlu ditopang suara wakil. Biar tidak goyah menghadapi turbulensi politik.
Lalu siapa wakilnya? Entah.
Saya melihat, potensi Malik menang di Pilkada 2020 ada di wakil. Malik tak bisa sendiri. Suara Pilkada tak bisa diborong sendirian.
Fattah Jasin
Figur yang hampir pasti mengantongi rekom PKB untuk Calon Bupati Sumenep, namanya Fattah Jasin.
Fattah, orang baru di perpolitikan Sumenep. Meski lahir di Sumenep 58 tahun lalu. Tapi 32 tahun menjadi birokrat Pemprov Jatim.
Namanya mulai tenar sejak ada istilah Kopi Rasa Fattah Jasin. Lalu disebut bakal nyalon Bupati Sumenep dari PKB.
Kelemahan lain Fattah adalah tidak utuh suara di internal PKB. Sebab, Fattah datang ke PKB dari atas. Tidak dari arah pinggir atau dari bawah.
Ada banyak elit PKB Sumenep yang menilai Fattah salah tengka. Ini prinsip bagi sebagian orang PKB yang menjaga nilai-nilai luhur tradisi Sumenep.
Ada banyak testimoni. Uang di kedepankan. Tapi, tengka dinomorsekian-kan. Tak ada sentuhan emosi. Ibarat magnet dan plastik.
Selain itu, ada KH Unais Ali Hisyam, yang sudah 20 tahun berkhidmat di PKB juga hendak nyalon Bupati Sumenep.
Pengaruh Kiai Unais di jejaring kultur PKB dan pengurus PAC serta Ranting juga melekat. Ini bisa menjadi turbulensi politik bagi Fattah Jasin.
Fattah sudah mulai merajut benang basah itu untuk ditegakkan. Tentu perlu mesin pengering yang super canggih.
Walau berbagai akrobat politik sudah dilakukan. Menyewa konsultan sejak 2 bulan lalu. Dan mengimpor sejumlah relawan dari luar.
Soal kapasitas Fattah Jasin memimpin Sumenep memang tak diragukan. Pengalaman sebagai birokrat Pemprov Jatim, tentu meyakinkan jika hanya mimpin 27 kecamatan.
Tapi, untuk merebut kekuasaan itu perlu dukungan banyak suara di September 2020.
Kuncinya di wakil. Bahkan, untuk menjadi pemenang, suara wakil Fattah Jasin harus di atas suara Malik dan Fauzi.
Ini versi saya.
Siapa? Entah. Kalau disebut namanya, takut tak mau jadi wakilnya.
Ach. Fauzi
Pengalamana 5 tahun sebagai Wakil Bupati Sumenep, Fauzi menganggap cukup. Di Pilkada 2020, Fauzi memantapkan diri sebagai Calon Bupati Sumenep.
Soal kekuatan politik Fauzi, nyaris di bawah bayang-bayang sang paman, MH Said Abdullah. Ketua Banggar DPR RI.
Kekuatan politik Fauzi ya kekuatan politik MH Said Abdullah. Di luar itu, Fauzi mencari suara mengambang. Yaitu kelompok milenial. Kelompok anak muda yang sudah disasar lewat gerbongnya.
Bagaimana potensi kemenangan di Pilkada 2020?
Fauzi tentu menggandeng wakil, minimal mengimbangi kekuatan politik Fattah dan Malik. Suara imbang saja, bisa menang. Apalagi suara wakil di atas kekuatan Malik dan Fattah.
Suara santer terdengar, wakil Fauzi adalah Nyai Eva.
Kalau benar pasangan Fauzi-Eva, ini ancaman dini sebelum pendaftaran Pilkada dibuka.
Kecuali, Nyai Eva ditakdirkan sebagai calon. Tapi, kita tak mengerti bagaimana isi Takdir (ketetapan) Tuhan. Tentu perlu ikhtiar.
Kalau nyalon Wabup di 2020, Nyai Eva sudah tiga kali, Sejak 2010 dan 2015.
Barangkali mau ikut jejak Gubernur Khofifah, hehe..
Pesona Satelit, 24 Desember 2019