matamaduranews.com-Dalam sebuah video yang lagi viral. Seseorang menyampaikan di atas panggung. Katanya, Pemimpin Sumenep Harus Punya Visi Transendental.
Kata-kata itu ideal. Mudah disampaikan. Namun, Dalam laku kehidupan politik yang tersistem sentralistik. Kata kata itu seperti cukup jadi wejangan setiap acara atau jadi mata kuliah di ruang ruang akademik.
Saya bukan meragukan. Tapi sy melihat dua faktor yang sulit mengimplementasikan dalam kehidupan politik demokrasi saat ini untuk mencari Kepala Daerah atau Bupati Sumenep.
Pertama, pencalonan di Pilkada harus melalui parpol atau independen (perseorangan). Syarat daftar saja butuh biaya tak sedikit. Lain lagi dalam proses kontestasi menuju suara terbanyak agar terpilih. Anda bisa itung sendiri.
Ok, anggap semua gratis biayanya. yang membantu sampai belasan miliar atau puluhan miliar, misalnya tak menagih kompensasi karena urunan dan ikhlas tanpa berharap.
Persoalan kedua, transenden dalam laku birokrasi. Tahukah, dalam birokrasi pemerintahan juga banyak aturan yang sudah diatur dari pusat?
Jabatan Bupati hanya simbol Kepala Daerah. Yang akan dikelilingi oleh sistem birokrasi pemerintahan. Sistem Legislatif dan Sistem Yudikatif.
Substansi dari visi transendental yang dimaksud adalah, pemikiran seorang Bupati Sumenep di luar arus utama (mainstream). Out of the book. Pandangan tentang Sumenep terholistik. Hingga Transeden.
“Bersifat Ruhani dan Spiritual. Pemimpin Sumenep Harus Punya Seperti Itu,” katanya di atas panggung yang disambut dengan aplaus panjang hadirin.
hmmm
Saya tak meragukan. Sekali lagi tak meragukan kata kata itu.
Tapi mari kawan. lihat Bagaimana Prabowo yang baru dilantik Jadi Presiden RI.
Apa yang anda lihat? Silahkan ghi’ ghi ghi’ alias cermati apa yang sudah dilakukan Prabowo.
Bagaimana visi transenden seorang Presiden Prabowo dalam keinginannya membawa Indonesia. Sampai berapi-api saat pidato pertama usai dilantik jadi Presiden.
Visi transenden seorang Bupati Sumenep yang dimaksud mau disulap bagaimana Kabupaten Sumenep dalam tempo 5 tahun?.
Menghadapi 50 anggota DPRD Sumenep saja ruwet sampai ke Ubun Ubun.
Sikap nya aneh aneh.
Kata Tiktoker Denypuja. Rapat untuk membahas RAPBD saja di Hotel, Kota Surabaya.
Bagaimana bisa menyatukan visi transenden seorang Bupati Sumenep dengan sikap aneh 50 anggota DPRD Sumenep?
Mau diindahkan? Tolos RAPBD tak disahkan.
Kalau sekedar kata-kata transenden terwujud dalam program Bupati Sumenep. Itu sudah lama didengungkan oleh Ach Fauzi Wongsojudo.
Buktinya?
Lihat Buku Sumenep Pentahelix.
hambalirasidi