Di Hari Santri, Ketua DPRD Sumenep Minta Santri Berjuang untuk Kemajuan Negeri

×

Di Hari Santri, Ketua DPRD Sumenep Minta Santri Berjuang untuk Kemajuan Negeri

Sebarkan artikel ini
Hari Santri Nasional
Ketua DPRD Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir. (Foto IST/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Di Hari Santri Nasional (HSN) 2020, Ketua DPRD Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir meminta kaum santri tetap semangat berjuang untuk kemajuan negeri ini.

Karena meskipun berbeda dari tahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19, kondisi wabah ini tetap tidak akan mengurangi subtansi momentum mengingat perjuangan para santri terdahulu.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

“Kaum santri harus tetap semangat mengabdi dan berjuang untuk kemajuan negeri ini,” ujar Hamid, Kamis (22/10/2020).

Pihaknya juga meminta pondok pesantren agar tetap istikamah mencerdaskan anak bangsa. Karena Hamid yakin pesantren akan terus semangat menjalankan misinya tersebut.

“Peringatan Hari Santri ini adalah momentun bagi pesantren untuk tetap eksis dalam mencerdaskan bangsa ini dalam hal apapun,” ungkapnya.

Menurut politisi PKB itu, perjuangan santri senyawa dengan nilai Pancasila dan UU 1945. Bagi santri, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati yang harus dipertahankan dan diperjuangkan.

“Santri itu cinta Indonesia dan istilah santri hanya satu-satunya ada di Dunia,” tegas Hamid.

Berkat kecintaan kaum santri pada tanah air sangat luar biasa, kemerdekaan bangsa ini pun tidak bisa dilepaskan dari perjuangan santri.

Karena itu, perjuangan santri dalam sejarah bangsa ini yang telah diapresiasi dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional (HSN) harus terus diingat dan dicontoh oleh generasi berikutnya.

Misalnya, bagi santri yang masih studi di pesantren bisa dilakukan dengan terus belajar dengan semangat meskipun kondisi saat ini sedang diuji dengan wabah Covid-19.

“Santri harus tetap mengaji dan santri harus tetap beraktivitas sesuai dengan apa yang menjadi kewajiban sebagai santri,” pesan Hamid.

Ketua DPRD Sumenep itu yang juga pernah menjadi santri itu juga mengungkapkan, proses pendidikan di pesantren berbeda dengan pendidikan yang ada di luar pesantren. Nilai-nilai yang menjadi titik tekan di pesantren adalah keikhlasan, rendah hati atau tawaduk, kesabaran, kebersamaan.

“Yang menjadi dasar utama pembelajaran santri itu adalah penuh rasa syukur. Dalam kondisi bagaimanapun, santri harus selalu bersyukur, bahkan ketika makan satu piring dimakan secara bersama, mereka juga mensyukurinya. Itulah bentuk kebersamaan,” cerita Hamid.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan