Pertama di Indonesia Layanan Dukungan Psikososial Bagi Penderita TBC Diterapkan di Sumenep

×

Pertama di Indonesia Layanan Dukungan Psikososial Bagi Penderita TBC Diterapkan di Sumenep

Sebarkan artikel ini
Psikososial Bagi Penderita TBC
Suasana launching penanganan penyakit TBC melalui Layanan Dukungan Psikososial pada hari Selasa (16/11/2021) bertempat di Graha Abdi Husada Kantor Dinas Kesehatan Sumenep.

matamaduranews.comSUMENEP-Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep melaunching penanganan penyakit TBC melalui Layanan Dukungan Psikososial pada Selasa (16/11/2021) bertempat di Graha Abdi Husada Kantor Dinas Kesehatan Sumenep.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono dalam sambutan mengatakan, penanganan penderita TBC di Kabupaten Sumenep perlu penanganan super ekstra. Sebab, katanya, penderita TBC cenderung stres karena kesembuhannya lama dengan pengobatan 6 bulan terus menerus tanpa henti.

Melalui launching Layanan Dukungan Psikososial. Kadinkes Agus memperkenalkan pola pengobatan penderita TBC yang tidak melulu obat. Yaitu, pelayanan dukungan psikososial yang tersedia di sejumlah Puskesmas di Kabupaten Sumenep.

“Model layanan dukungan psikososial bagi penderita TBC kali pertama diterapkan di Kabupaten Sumenep. Di Indonesia masih belum ada,” terang Kadinkes Agus dalam sambutannya, Selasa pagi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono. (matamadura)

Menurut Agus, penyakit TBC merupakan penyakit kronis menular yang perlu penanganan medis secara berkelanjutan sebagaimana standar WHO. Pengobatan bagi penderita dilakukan secara gratis.

Pemerintah Indonesia menggandeng STPI (Stop TB Partnership Indonesia) sebagai salah satu lembaga kemitraan menuju Indonesia bebas TBC.

STPI bersama Dinas Kesehatan Sumenep, pada Selasa 16 November 2021 menjelaskan pola program Layanan Dukungan Psikososial bagi penderita TBC. Yaitu, dukungan secara psikologis melalui keluarga penderita TBC agar tak mengalami tekanan psikis selama menjalani perawatan secara kontinyu di puskesmas dan rumah sakit.

Agus menyebut, untuk sementara ada enam puskesmas rintisan untuk menerapkan Program Layanan Dukungan Psikososial bagi penderita TBC. Enam puskesama itu, dirancang menjadi dua bidang kelompok tugas dalam penanganan TBC.

Pertama, Puskesmas yang menangani bidang intervensi. Kedua, Puskesmas yang menangani bidang kontrol.

“Tiga puskesmas sebagai lokasi intervensi ada di Puskesmas Lenteng, Puskesmas Gapura dan Puskesmas Arjasa. Sedangkan lokasi bidang kontrol ada di Puskesmas Guluk-Guluk, Puskesmas Pragaan dan Puskesmas Saronggi,” tutur Kadis Agus.

Agus berharap, pola kemitraan STPI dengan Dinas Kesehatan Sumenep dengan program layanan dukungan psikososial bisa mengeliminasi kejadian TBC di Kabupaten Sumenep.

“Program layanan dukungan psikososial bagi penderita TBC akan dilakukan di 6 puskesmas. Mohon support dari STPI untuk mendukung percepatan penanganan TBC di Kabupaten Sumenep baik di daratan maupun kepulauan,” pungkas Kadinkes Agus.

Seperti diketahui TBC ( Tuber Culosis) adalah penyakit yang menyerang paru-paru manusia dengan indikasi batuk berkepanjangan yang disertai dahak berdarah.

Dari data yang ada, jumlah penderita penyakit TBC di Indonesia sangatlah tinggi, yaitu mencapai 845.000 orang.

Dari kejadian TBC di dunia, penderita TBC di Indonesia menempati  urutan ke 3 terbanyak di dunia pada tahun 2020.

Pada tahun sebelumnya, penderita TBC di Indonesia sempat menduduki peringkat ke 2 se dunia.

Khusus penderita TBC di Kabupaten Sumenep pada tahun 2018 sebanyak 1.709 jiwa (79%).

Pada tahun 2019, penderita TBC sebanyak 1.882 jiwa (87%).

Pada tahun 2020 di masa pandemi covid-19 penderita TBC di Kabupaten Sumenep ditemukan sebanyak 1.612 jiwa (73%). Khusus penderita TBC Anak ditemukan sebanyak 60 anak (3,5%) pada tahun 2020. (**)