matamaduranews.com – Kasus campak di Kabupaten Sumenep masih jadi perhatian serius. Sepanjang Januari–Agustus 2025, tercatat 87 pasien di wilayah kerja Puskesmas Batang-Batang. Mereka terdiri dari 50 anak usia 9–59 bulan dan 37 orang di atas 5 tahun.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Campak adalah penyakit menular akibat virus yang menyerang saluran pernapasan. Gejalanya meliputi demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam merah khas di seluruh tubuh. Berbeda dengan flu biasa, ruam pada campak menyebar dari wajah hingga kaki.
Penyakit ini bisa memicu komplikasi serius bahkan kematian, terutama pada anak-anak dan orang dengan daya tahan tubuh rendah. Meski demikian, campak termasuk PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).
“Kalau ada gejala campak, segera isolasi untuk mencegah penularan dan hubungi tenaga kesehatan,” tegas Kepala Puskesmas Batang-Batang, dr Hj Sulaiha Riningsih, M.Si.

Gencarkan ORI dan Edukasi
Untuk menekan kasus, Puskesmas Batang-Batang mengandalkan ORI (Outbreak Response Immunization), yakni imunisasi tambahan yang dicanangkan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Sumenep.
Selain imunisasi, edukasi juga digenjot lewat media sosial, penyuluhan di Posyandu, dan siaran keliling menggunakan mobil Pusling.
“Kami mengajak masyarakat melengkapi imunisasi anak dan mendukung kegiatan ORI agar kasus campak tidak bertambah,” kata dr Sulaiha menambahkan.
Dinkes P2KB Sumenep menarget cakupan imunisasi campak di Batang-Batang meningkat signifikan demi memutus rantai penularan penyakit ini. (adi)