matamaduranews.com–SUMENEP-Wabup Sumenep Achmad Fauzi ternyata putra dari seorang aktivis GP Ansor Sumenep bernama Slamet Wongsoyudo.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Ibu Achmad Fauzi bernama ‘Ainun. Sang ibu masih bersaudara kandung dengan MH Said Abdullah, anggota DPR RI empat priode dari Dapil Madura.
Fauzi lahir di Jl Kartini No 549 Kelurahan Kepanjin, Kecamatan Kota Sumenep, pada tanggal 21 Mei 1979. Fauzi lahir pada hari Senin jam 7 malam, sebagai anak sareang dari pasangan Achmad Slamet Wongsoyudo dan ‘Ainun.
Semasa muda, sang ayah-Slamet Wongsoyudo, aktif di GP Ansor, organisasi pemuda NU. Dan bersikap kritis terhadap kebijakan Orde Baru, ketika itu.
Saking kritisnya, Slamet mendapat teror dari pemerintah karena dirinya masih aktif PNS di lingkungan Dinas P & K, sebagai pengawas SD.
“Karena tidak tahan dengan teror, abah mengundurkan diri atau mengajukan pensiun dini sebagai PNS,†cerita Fauzi mengenang kisah ayahya.
Berhenti menjadi PNS, Slamet Wongsoyudo aktif di Parpol. Pilihan politik jatuh kepada PPP.
Beberapa bulan di PPP, Slamet mendapat tiket sebagai anggota DPRD Sumenep, pada tahun 70-an.
Lima tahun menjabat politisi, Slamet mengurangi aktivitas politik karena kesehatan terganggu.
Sehingga pada tanggal 30 bulan September tahun 1985, Slamet meninggal dunia.
Secara alamiah psikologi Fauzi teguncang setelah ditinggal ayah tercinta yang selama hidupnya menjadi sosok tauladan.
Ketika itu, Fauzi masih duduk di bangku kelas 2 SD. Fauzi hidup bersama sang ibu dan sang adik, Rita Agustiningsih yang masih berusia 4 tahun.
Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, sang Ibu menaruh harapan dari penghasilan toko kecil yang berjualan kebutuhan pokok sehari-hari, selain pensiun bulanan.
Masa kanak-kanak, Fauzi lalui dengan ceria lazimnya anak-anak di kampung halamannya. Ia masuk di SD Pangarangan I, lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Semasa sekolah SD, sosok Fauzi sudah menunjukkan sikap aktif dan supel bergaul dengan teman-temannya. Di keluarga, Fauzi mengganti posisi ayah bagi adiknya. Dan menjadi anak penurut kepada sang ibu.
Lulus SD tahun 1992, Fauzi melanjutkan ke SMP 4 Batuan. Di sekolah baru itu, Fauzi lulus tahun 1995 dan melanjutkan ke MAN Sumenep.
Masa sekolah di MAN, bibit leader Fauzi telah tampak. Saat duduk di bangku kelas 1, Fauzi mendapat kepercayaan dari teman-temannya dipilih sebagai ketua kelas.
Pada tahun berikutnya, Fauzi terpilih sebagai pengurus OSIS MAN. Menduduki kelas 3, kabar duka menyelimuti Fauzi.
‘Ainun, ibunda tercinta meninggal dunia pada usia 55 tahun. Masa bergabung Fauzi tidak menyurutkan langkah menyambut masa depan.
Sebagai kakak yang harus menanggung biaya hidup sang adik, Fauzi meneruskan usaha toko sembako yang ditinggal sang ibu.
Melihat peluang bisnis, jiwa entrepreneur Fauzi muncul, menjajal sebagai suplier beras ke sejumlah toko di Sumenep.
Beras berbagai merek ia datangkan dari Bojonegoro lalu ditawarkan ke sejumlah toko sembako.
Selain merintis usaha sembako, Fauzi muda juga merintis usaha ternak sapi dengan sistem bagi hasil dengan sejumlah peternak di sejumlah desa di Sumenep.
Lulus dari bangku MAN, Fauzi harus mencari bentuk kejelasan hidup. Antara kuliah dan kerja. Sebagai kakak dan “orang tuaâ€, ia harus menanggung biaya hidup dan biaya pendidikan sang adik.
Sehingga pada keputusan, ia memilih hijrah ke Jakarta, untuk mengembangkan usaha toko bangunan yang dimiliki MH Said Abdullah, sang paman.
Di tengah merintis dunia wirausaha, Fauzi juga membiayai sang adik kuliah di Unija hingga lulus dan kini menjadi PNS Pemkab Sumenep.
Dari asyiknya melalui dunia wirausaha, Fauzi baru menikah pada usia 32 dengan perempuan cantik asal Banten bernama Nia Kurnia.
Fauzi ternyata memiliki darah jurnalistik yang berpadu entrepreneurship. Lalu ia salurkan dengan mendirikan perusahaan PT Karin Disini Jaya. Sebuah perusahaan advertising yang bergerak di bidang Iklan Billboard dan Iklan TV, pada tahun 2008.
Dengan kematangan mengelola perusahaan, pada tahun 2011 Fauzi mendapat kepercayaan dari sang paman, untuk membantu perusahaannya, yang bergerak di bidang usaha Gas dan Minyak di Madura.
Pada 2015, Fauzi didorong oleh sang paman agar ikut kontestasi Pilbup Sumenep. Mendampingi incumbent KH A. Busyro Karim yang akhirnya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sumenep periode 2016-2021.
Pada Pilbup 2020, Ach. Fauzi sudah mendeklarasikan diri untuk nyalon Bupati Sumenep.
Soal siapa, pendamping pilihan sebagai Bacawabup, Fauzi masih merahasiakan.
Rusydiyono, Mata Madura