Ada yang Belum Tahu? Ini Beragam Kado Hari Jadi Sumenep Ke-749

×

Ada yang Belum Tahu? Ini Beragam Kado Hari Jadi Sumenep Ke-749

Sebarkan artikel ini
Bupati KH A. Busyro Karim dan Wabup Achmad Fauzi saat dinobatkan sebagai 'Tokoh Budaya Nusantara' oleh FSKN. (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Untuk kali kedua, Hari Jadi Sumenep penuh dengan kado istimewa. Ya, seperti tahun lalu, di hari ulang tahun yang ke-749 kemarin, kabupaten di ujung timur Pulau Madura tersebut kembali mendapat sejumlah kado tak terduga.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Beragam rupa. Mulai dari penghargaan hingga peristiwa dan tamu istimewa, menghiasi rangkaian kegiatan Hari Jadi Sumenep yang digelar selama sepekan penuh.

Bagaimana tidak? Kehadiran orang nomor satu di Indonesia saja sedia membuka kegiatan tersebut, sudah membuat pemerintah daerah dan masyarakat bergembira. Apalagi, ditambah dengan menjadi tuan rumah Festival Keraton dan Masyarakat Adat (FKMA) V dan se-Asia Tenggara pula, tentu amat istimewalah hari jadi di tahun 2018 ini.

Itu hanya pembuka, karena kado lainnya masih bertaburan. Ya, seperti tahun 2017 lalu, salah satu kado istimewa Hari Jadi Sumenep ke-749 tahun ini adalah beragam anugerah dan penghargaan. Sejumlah prestasi itu diraih Sumenep jauh sebelum hingga jelang Hari Jadi yang jatuh tepat di tanggal 31 Oktober 2018 lalu.

Beragam anugerah dan penghargaan itu, salah satunya diterima pada 31 Mei 2018. Waktu itu, untuk kali pertama Sumenep meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

“Selain juga sudah menerima beberapa penghargaan yang didapat, seperti penghargaan Pencegahan Perkawinan Anak dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak, penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian dari Kementerian Keuangan, penghargaan Kabupaten Layak Pemuda dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan penghargaan Kabupaten Sehat, serta Anugerah Wisata Jatim 2018 dari Gubernur Jawa Timur,” kata Bupati dalam bahasa Madura, saat sambutan Upacara Hari Jadi Sumenep ke-749, Rabu (31/10/2018) lalu.

Dari sejumlah prestasi tersebut, Anugerah Wisata Jatim 2018 diterima Sumenep melalui Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, di Ballroom Hotel Mercure Surabaya pada Selasa malam (23/10) lalu. Begitu pula dengan penghargaan Kabupaten Layak Pemuda, juga diterima Wabup Fauzi dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Iman Nahrawi di Balai Samudera Kelapa Gading Jakarta Utara, Senin malam (29/10) lalu.

“Kami bersyukur dan bangga atas penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. Ini membuktikan Pemkab Sumenep memiliki regulasi dan kepedulian terhadap pembangunan pemuda,” ujar Wabup Fauzi sembari berharap penghargaan itu mampu memicu dan memberikan motivasi para pemuda untuk membangun Kabupaten Sumenep.

Tetapi, rupanya itu belum penghargaan terakhir. Sebab Bupati Busyro Karim masih menerima satu penghargaan lagi. Sebab pada malam penutupan FKMA V yang dimeriahkan dengan Parade Musik Tong-tong, Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) menobatkan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep sebagai ‘Tokoh Budaya Nusantara’.

“Kami menobatkan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep sebagai Tokoh Budaya Nasional karena bersama masyarakat telah berusaha melestarikan budaya dan adat masyarakat Kabupaten Sumenep. Dari Sumenep Nusantara bersatu kembali, dari Sumenep Nusantara damai, dan dari Sumenep kita berdoa bersama untuk Indonesia yang aman, damai dan sejahtera serta terhindar dari bencana,” ujar Ketua Umum FSKN, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, Selasa malam (30/10/2018).

“Kami sudah melihat dan menikmati potensi Sumenep. Namun akibat waktu yang terbatas, tidak semua dikunjungi oleh peserta FKMA ke V. Yang jelas FKMA ke-5 di Kabupaten Sumenep dihadiri oleh 300 raja, sultan dan ratu serta sebanyak 1.500 seniman bersama prajurit keraton,” imbuhnya.

Tapi itu belum berakhir. Karena dari beragam penghargaan dari berbagai bidang yang diraih Sumenep di hari-hari jelang tepat berusia 749, masih ada kado yang teristimewa. Dan tentu saja, Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III diluncurkan usai upacara menjadi pamungkasnya.

Rafiqi, Mata Madura