matamaduranews.com–BANGKALAN–
Teknologi yang semakin canggih membuat Society 5.0 tak terbendung.
Lantas, siapa yang paling siap menghadapi era yang dicetuskan di Jepang atas revolusi industri 4.0 tersebut?
Ya santri. Santri sudah terbiasa mandiri. Mereka terlatih mencari jawaban atas problem kemasyarakatan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad saat menjadi narasumber dalam seminar nasional yang digelar Ikatan Mahasiswa Bata-Bata Pamekasan (Imaba) di Bangkalan, Selasa (25/2/2022).
Seminar diadakan dalam rangka milad ke-17 Imaba dengan keynote speaker Menparekraf Sandiaga Uno dan Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron.
Hadir dalam narasumber selain Anwar Sadad adalah Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Pendiri Indonesia Medika Gamal Albinsaid.
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim ini menyebut, santri paling siap menghadapi era Society 5.0 tinggal pemerintah melakukan mentoring terhadap para santri dan anak muda agar bonus demografi bisa dikapitalisasi sebagai aset dan keuntungan, bukan sebagai beban.
“Bagi santri yang terdidik di perguruan tinggi, seperti Imaba dan organisasi santri mahasiswa lainnya, perlu membangun jaringan antar santri dan mahasiswa agar kohesifitas di antara mereka makin kuat,” terang Sadad.
Menurut Sadad, pesantren sebagai subkultural memiliki success story.
Dia mencontohkan Ponpes Bata-Bata yang bisa menjadi best practice pengembangan santri dan pesantren dalam menghadapi era disrupsi ini.(*)