matamaduranews.com–BANGKALAN-Seminggu sebelum pembunuhan Arosbaya terjadi. Korban SFW sempat bercerita kepada Siti, sang istri asal Tuban.
Kepada Mata Madura, Siti mengaku suaminya sudah lama dihantui ancaman hendak dibunuh. Entah apa masalahnya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sang istri juga tidak ngerti. Apalagi ancaman itu datang dari keluarga besarnya sendiri.
Curahan hati korban sering dilontarkan pada istri. Soal ancaman pembunuhan itu.
Yang membuat gelisah korban, SFW dituduh jadi informan polisi soal bandar dan peredaran narkoba di Bangkalan.
Korban diduga membocorkan inisial S sebagai pengedar narkoba. Yang dicurigai adalah korban. S mungkin kesal.
“Padahal cerita suami saya. Sama polisi saja dirinya tidak kenal. Dia sampai sumpah-sumpah sama saya. Jika masalah itu tidak benar,” ungkap Siti pada Mata Madura melalui via telepon, Minggu (14/3/2021).
Siti lalu bertanya kepada mendiang suami. “Masalahnya apa Yah kok sampai mau dibunuh?,”
“tidak tau apa,” jawab sang suami.
Siti kembali melanjut pertanyaan. “Lalu siapa yah yang mengancam?,”
“Diancam saudara sendiri inisial A,” jawab korban kepada Siti.
Kata Siti, suaminya sudah tiga kali bercerita. Terakhir korban bercerita seminggu sebelum pembunuhan.
Selain cerita sang suami. Siti dibikin kaget soal teror gambar dan coretan di tembok rumah korban di kampung halamannya.
Siti pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri soal ancaman pada suaminya.
Waktu itu, tepatnya pada 19 Desember 2020. Siti datang ke rumah suami di Katol Barat, Gegger.
Siti berangkat sendiri dari Tuban tanpa ditemani suaminya karena acara keluarga.
Siti kaget. Saat sampai di rumah suaminya. Ada tulisan yang menakutkan.
Tampak dihadapan mata Siti ada tulisan di depan tembok rumah suaminya yang bernada ancaman.
“Tujuh turunan hati-hati,” begitu isi tulisan di depan tembok sang suami, kata Siti.
Tak hanya tulisan yang mengancam. Di balik tembok tulisan itu ada gambar kepala yang digorok.
“Gambarnya ngeri. Saya takut. Itu awal mula saya tau jika suami saya diancam beneran. Tapi saya tidak tau siapa orang yang menggambari dan menulis itu,” cerita Siti.
Mengetahui kejadian tulisan bernada ancaman di tembok itu. Siti mengabarkan pada keluarga sang suami. Takut terjadi sesuatu yang menyayat hati.
“Kami beri tahu pada keluarga suami saya. Setelah itu kami juga tunjukkan tulisan dan gambar itu pada keluarga,” paparnya.
Lalu, Siti melanjutkan cerita pada Mata Madura. Soal hari-H kematian sang suami. Kata Siti, suami berangkat dari Tuban. Menuju Bangkalan. Pamit pada Siti ke Madura karena urusan pekerjaan.
“Maa saya pamit ke Madura dua atau tiga hari. Ada urusan pekerjaan. Setelah itu dia bilang juga kangen sama ibunya. Saya mau jenguk Ibu di Kampung,” cerita Siti menirukan bahasa suami saat pamit sebelum kejadian pembunuhan.
“Setelah berangkat dari Tuban. Di perjalanan suami sering telepon. Malahan jam 10.00 WIB itu, suami saya sempat transfer uang kepada Siti,” tambahnya.
Sudah 7 bulan, SWF tidak pulang ke kampung halaman di Geger.
“Suami saya rindu orang tua, makanya mau pulang. Tetapi akhirnya suami saya kecelakaan,” cerita siti dengan isak tangis.
Dengan semua cerita itu, Siti berharap semua pelaku yang terlibat aksi pembunuhan suaminya agar segera ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.
“Saya minta agar kasus ini diusut terus. Karena saya gak akan terima kalau hanya beberapa saja (yang ditangkap). Saya mau semua pelakunya kena tangkap,” tutup Siti.
Syaiful, Mata Madura