matamaduranews.com–SUMENEP-Pelaksanaan Ujian Berbasis Android yang dilakukan Madrasah Aliyah (MA) Al Karimiyyah Beraji, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ternyata hanyalah langkah awal menjadi Madrasah Digital.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala MA Al Karimiyyah, Akh. Fauzi pada Mata Madura saat berbincang tentang Ujian Berbasis Android yang dilaksanakan selama delapan hari, sejak tanggal 2 Desember 2019 sampai 9 Desember kemarin.
“Ini (Ujian Berbasis Android, red) merupakan langkah awal dari MA Al Karimiyyah untuk selanjutnya akan dilaksanakan digitalisasi madrasah atau Madrasah Digital. Yaitu semua administrasi dan pembelajaran akan berbasis digital,” kata Fauzi, Senin (9/12/2019) kemarin.
Salah satu langkah menuju Madrasah Digital yang akan segera diterapkan MA Al Karimiyyah adalah digitalisasi absensi dan tabungan yang menjadi satu paket dalam sebuah kartu yang disebut Kartu Cerdas.
“Nanti siswa akan dapat kartu yang sekaligus jadi ATM. Fungsi dari kartu tersebut nanti akan ditempelkan di aplikasi sekolah, sehingga orang tua dapat mengetahui dari rumah masing-masing perkembangan siswa, baik rajin atau disiplinnya melalui SMS,” jelas Fauzi.
Untuk mewujudkan hal ini, MA Al Karimiyyah akan bekerjasama dengan Bank Jatim. Bank ini merupakan partner dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep dalam membuat kartu yang sama yang sudah resmi diluncurkan bersamaan dengan Apel Akbar Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019 pada Senin (2/12) lalu.
Namun sebagai tahap awal, Kartu Cerdas Siswa dalam program Disdik Sumenep tahun ini baru diberlakukan di 10 lembaga pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan sebanyak seribu empat ratus siswa.
Kepala Disdik Sumenep, Bambang Irianto menyatakan, pihaknya menargetkan semua lembaga pendidikan di lingkungan Disdik Sumenep sudah menerapkan Kartu Cerdas Siswa masih pada tahun 2020.
“Kami bekerjasama dengan Bank Jatim Cabang Sumenep untuk program Kartu Cerdas Siswa, dan targetnya seluruh SMP di lingkungan Disdik sebanyak 43 lembaga di tahun 2020 sudah menerapkan kartu itu,†katanya, Senin (2/12/2019) lalu.
Sementara itu, Fauzi mengakui inovasi di lembaganya memang mirip dengan program Disdik Sumenep yang jadi bagian dari Digital School. Tetapi bagaimanapun, itu tetap penting dilakukan mengingat di era 4.0 ini segalanya serba digital.
Apalagi, pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyyah, di mana lembaga yang dipimpinnya bernaung menginginkan guru dan siswa dekat dengan teknologi. Tak heran, karena sang pengasuh tak lain adalah Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim.
“Kartu Cerdas ini insyaallah akan kita terapkan di tahun ajaran baru mendatang,” ujar Fauzi.
Rafiqi, Mata Madura