matamaduranews.com–BANGKALAN-Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) sebagai momentum pengakuan negara atas konstribusi santri, kiai dan pesantren dalam menegakkan NKRI.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!H Abdurrachman, S.H, Ketua DPC Demokrat Bangkalan memiliki banyak pandangan dan pesan moral di HSN.
Menurut Abah Rachman-panggilan akrab H Abdurrachman, nilai perjuangan santri, kiai dan pesantren banyak memberi inspirasi, inovasi dan kiprah di segala bidang kehidupan bangsa dan negara.
“Santri itu bagi saya, kelompok terpelajar yang mandiri. Memiliki jiwa pejuang dan pembawa misi dalam kehidupan. Yaitu beribadah serta menegakkan kalimat Allah. Dengan sendirinya santri akan menjadi garda depan penjaga moral bangsa,†terang Abah Rachman saat berbincang dengan Mata Madura, Senin (21/10/2019).
Anggota DPRD Bangkalan ini menjelaskan, peran santri sebagai penjaga moral bangsa saat ini sangat diperlukan. Sebab, tantangan zaman seperti, dekadensi moral akibat arus globalisasi perlu benteng kaum santri.
Apalagi, katanya, fenomena korupsi, kolusi, nepotisme, kriminalitas, pornografi dan berbagai jenis aktivitas buruk lainnya menjadi tantangan besar masa depan bangsa.
Karena itu, Abah Rachman menawarkan sosok terlatih yang bisa menjadi penjaga moral. Sosok terlatih itu ada di kaum santri diharap hadir di tengah kegalutan zaman.
“Para santri di Bangkalan mari jaga bangsa ini. Jaga dari kemusnahan moral. Jaga karakter luhur dengan akhlak yang menjelma dalam kehidupan bernegara dan berbangsa ini. Mari perkuat arah spritual. Jangan selalu mengandalkan logika,†tutur Abah Rachman.
Dalam amantan politisi tiga periode ini, tantangan santri ke depan makin kompleks. Butuhkan kesadaran berbagai pihak untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. Terkhusus Kabupaten Bangkalan.
“Ada banyak ideologi trans-nasional yang masuk ke Indonesia yang mengajarkan cita-cita khilafah. Negara baru atau dasar negara baru. Di sini santri harus bisa membentengi diri,” tegas Abah Rachman.
Abah Rachman berharap Bangkalan menjadi kota yang harmoni. Bangkalan damai. Dan santri diharap menjadi garda depan mencipta perdamaian.
“Besar harapan kami agar generasi santri tetap semangat. Generasi santri yang akan datang mampu mengatasi persoalan – persoalan keyakinan di Kota Bangkalan sesuai ajaran yang diyakininya,” lirihnya, seraya memberikan pesan moral.
Bagi Abah Rachman, santri tidak hanya pintar mengaji. Lebih dari itu, santri juga harus memiliki wawasan luas untuk memberikan dukungan pada suksesnya pembangunan bangsa.
“Pesan saya untuk santri, tetaplah menghormati guru, kiai, dan ulama kita. Siapapun yang mencintai ulama, maka dia mencintai Nabi. Siapa yang mencintai Nabi, maka mencintai Allah. Siapa yang mencintai Allah, maka InsyAllah masuk surga,†Amin yarabbal alamin seraya menutup perbincangan dengan Mata Madura.
Syaiful, Mata Bangkalan