MataMaduraNews.com-BANGKALAN-Kondisi jalan provinsi di sepanjang jalan pantai utara Bangkalan, Madura, Jatim rusak. Jalan antara Kecamatan Arosbaya sampai dengan Kecamatan Tanjung Bumi hingga kini terkesan kurang mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Jawa Timur. Akibatnya, sebagian tokoh masyarakat dan Kades menjadi gerah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Jayus Salam Kepala Desa Aeng Taber Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan menyebut, jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Provinsi Jawa Timur itu tidak pernah selesai diperbaiki. Dikatannya, ketika misal jalan titik A selesai diperbaiki dan beralih ke perbaikan titik B, kemudian setelah titik B selesai diperbaiki, titik A yang sebelumnya sudah rusak lagi.
“Ini bagaimana kita kan sebagai masyarakat kecewa dengan hasil kerja kontraktor yang seperti main-main,” ujar pria yang akrab di sapa Jayus itu (28/01).
Kenapa terjadi demikian? Menurut Kades  Jayus, aspal yang dipakai oleh kontraktor merupakan jenis aspal buton atau yang sering dikenal dengan aspal dingin. Ia beranggapan kemungkinan besar kontraktor memilih jenis aspal seperti itu karena lebih murah dari pada aspal hotmix.
“Saya kurang tahu juga kualitas dari masing-masing aspal karena saya bukan kontraktor. Cuma yang jelas harga juga berpengaruh terhadap kualitas,” Imbuhnya.
Hal lain yang menjadi pengaruh terhadap kondisi jalan yang cepat rusak, lanjut Jayus adalah kontraktor yang mengerjakan perbaikan jalan selama ini adalah kontraktor dari luar Bangkalan bukan kontraktor lokal asal Bangkalan. Ketika bukan kontraktor asli Bangkalan yang mengerjakan, Jayus beranggapan rasa memiliki tidak akan ada.
“Kalau dikerjakan oleh kontraktor lokal yang jelas lebih mudah untuk di awasi dan pasti tidak dikerjakan sembarangan karena pasti ada rasa memiliki disitu,” ungkap Kepala Desa yang baru dilantik itu.
Dalam kondisi saat ini, Kades Jayus berharap segera ada perbaikan jembatan yang berada di desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya yang tak kunjung selesai. Malah, tambah Jayus sudah empat bulan perbaikan jembatan yang membuat setengah jalan tidak bisa digunakan itu mangkrak alias berhenti dikerjakan.
“Jadi pengendara itu hanya bisa menggunakan satu sisi jalan saja sehingga harus bergantian karena empat bulan sudah tidak dikerjakan,” katanya.
Dalam kondisi jembatan rusak, tak jarang, kata Jayus, sering terjadi kecelakaan di daerah pantura. Karena itu dalam waktu dekat, Jayus bersama tokoh-tokoh masyarakat pantura lainnya akan melakukan audiensi kepada Gubernur Jawa Timur, Soekarwo untuk menyampaikan permasalahan jalan rusak tersebut.
“Semoga Pakde Karwo (Gubernur Soekarwo, red.) akan merespon baik apa yang akan disampaikannya nanti,” ucapnya.
Agus, Mata Bangkalan