Ketika Gus Muwafiq Bercerita Arya Wiraraja dan Syaikhona Kholil Bangkalan

×

Ketika Gus Muwafiq Bercerita Arya Wiraraja dan Syaikhona Kholil Bangkalan

Sebarkan artikel ini

matamaduranews.comBANGKALAN-Keberadaan sosok Syaikhona Kholil Bangkalan dan Arya Wiraraja sempat menjadi perhatian Gus Muwafiq saat hadir di Bangkalan dalam rangka mengisi ceramah Maulid Nabi Saw di Pendopo Kabupaten Bangkalan, Senin (11/11/2019).

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Meski tak bertemu langsung dengan Syaikhona Kholil Bangkalan. Gus Muwafiq mengaku bersyukur sudah bertemu dengan para murid dan penerus ajaran Syaikhona Kholil.

“Itulah Syaikhona Kholil dalam mendidik santri-santrinya, khususnya yang bernama Hasyim Asy’ari. Inilah santri yang bergelar Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, yang pada tahun 1899 mendirikan Pesantren Tebuireng Jombang. Dan pada tahun 1926 mendirikan organisasi bernama Nahdlatul Ulama (NU),” tutur Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq mengaku jika mendengar kata NU, Kabupaten Bangkalan memiliki peran penting dan tanggung jawab yang besar. Sebab, katanya, cikal bakal berdirinya NU tak lepas dari peran perintah Syaikhona Kholil Bangkalan. Lalu direspon oleh KH Hasyim Asy’ari.

Dikatakan, kelahiran NU dalam perkembangannya telah ikut menyebar faham keagamaan bercorak Nusantara yang bertahan hingg saat ini.

“Nabi Saw lahir di Mekah karena untuk mengembalikan simbol kenabian yang sudah mulai hilang. Kenapa tidak lahir di Bangkalan?,” terang Gus Muwafiq dengan ciri khas yang disambut gerr undangan.

Dengan pitutur yang kalem dan lentur, Maulid Nabi Saw di Pendopo Kabupaten Bangkalan terasa beda. Ceramah KH Ahmad Muwafiq atau biasa disapa Gus Muwafiq membikin para jamaah termanggut-manggut kagum.
Gus Muwafiq memulai ceramah sedikit mengulas perbedaan jangkauan dakwah Nabi Muhammad dengan para Nabi pendahulunya.

Setelahnya beliau bercerita tentang pentingnya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang sama artinya dengan merayakan hari ulang tahun beliau. Sehingga momen special itu perlu disajikan menu-menu makanan yang istimewa.

Gus Muwafi yang juga fasih berbicara sejarah ini, mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat sekarang jika dengar ada peringatan maulid tidak bergegas datang.

“Segera datang ketika ada maulid jangan malah menunggu diundang. Kita itu umat Nabi bukan sebagai Nabi. Jangan terbalik cara berpikirnya,” imbau Gus Muwafiq.

Memperingati Maulid Nabi Saw dalam pandangan Gus Muwafiq merupakan bentuk kecintaan umat kepada kekasih Allah. “Kita tunjukkan kita benar-benar cinta Nabi,” tuturnya lagi.

Gus Muwafiq menyontohkan sahabat Abu Bakar saat melihat Nabi sedang merenung sedih saat ditinggal istrinya. Abu Bakar dengan senang hati pun merelakan putrinya Aisyah untuk kanjeng Nabi. Sahabat Umar juga demikian yang merelekan Khafsah untuk baginda Nabi.

Kelak masih penuturannya, jika bertemu Nabi tidak malu. Abu Bakar yang menyedekahkan onta diganjar gedung yang serba megah. Sahabat Umar dengan pedangnya yang siap menghadang musuh memperoleh keindahan taman surga.

“Semakin banyak sedekah yang dikeluarkan pada saat perayaan bulan Maulid maka semakin banyak syafaat yang kita dapat,” candanya kepada jamaah pengajian di Pendopo.

Gus Muwafiq mengingatkan kita Bahwa Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam ketika manusia sudah tersekat-sekat dalam aneka perbedaan. Rasulullah hadir.

“Alhamdulillah, kita menjadi manusia yang menemukan seorang Nabi, yaitu Baginda Rasullulallah SAW,” jelasnya

Disebutkan, Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman, yang jangkauannya bukan lagi jangkauan negara, bukan lagi jangkauan satu bangsa. Kehadiran Nabi Muhammad punya jangkauan menjadi Nabi sepanjang zaman dengan misi rahmatan lil alamin. Nabi Muhammad menjadi Nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku, dan itu harus dijangkau semua.

“Kenapa Rasul tidak lahir di Madura?karena rasul adalah khotamul anbiya wal mursalin, dan jejak kenabian yang mengarahkan kepada Allah ada di Makkah dengan situs tertuanya adalah Ka’bah,” .

“Rasul bukan orang yang keras. Rasul bukan orang yang membabi buta, Rasul begitu berharap bagaimana umat ini kembali kepada Allah. Maka Rasul punya sistem pembelajaran kepada umatnya dengan cara yang berbeda-beda, dengan cara yang sederhana,” sambungnya.

Gus Muwaffiq dalam tausiahnya menyampaikan, peringatan tentang Nabi Muhammad saw tidak hanya maulid saja, tetapi peristiwa yang terkait dengan Rosulullah pasti diperingati. Saat menerima wahyu dan isro’ mi’roj juga perlu diperingati. Supaya umat Islam tidak lupa bahwa memiliki Nabi yang serba super. Umat Islam saat ini tidak pernah bertemu langsung dengan baginda Nabi.

“Jadi kita ini umat Nabi yang tidak pernah ketemu dengan Nabi. Nabi itu bukan orang Bangkalan namun orang Mekkah. Jadi yang bertemu dengan Nabi orang Mekkah pada tahun enam ratusan hijriah. Yang ketemu dengan Nabi itu sahabat, namanya Abu Bakar, Umar, Usman, Ali. Gak ada yang namanya Darmaji,” ungkapnya disambut gelak tawa undangan.

Kemudian, lanjutnya, ada pengikut Nabi tapi keburu Nabi tidak ada yaitu dinamakan Tabi’in (pangkat kedua). Tabi’in pengikut sohabat. Selain itu, ada yang ingin ikut nabi tapi tidak bisa ketemu nabi juga tidak bisa ketemu sohabat, hanya ketemu dengan tabi’in maka di sebut tabi’it tabi’in dan begitu seterusnya.

“Kita yang hidup di jaman sekarang ketemunya dengan ulama. Syaikhona Kholil saja kita gak ketemu, ketemunya hanya dengan para kiai sekarang yang merupakan cucu-cucu dan muridnya Syaikhona Kholil. Saya yang mengerti cerita rosulullah bukan berarti saya ketemu. Namun diceritakan oleh bapak saya dan bapak saya diajari oleh gurunya di langitan sana Mbah Faqih namanya. Mbah Faqih juga diajari oleh Mbah Abdul Hadi. Mbah Abdul Hadi ini salah satu muridnya Syaikhona Kholil Bangkalan satu angkatan dengan Syaikh Hasyim Asyari,” paparnya.

Menurutnya, simpul yang mengajarkan ajaran ini yang paling terkenal adalah Syaikh Hasyim Asyari yang mondok di Bangkalan. Beliau merupakan murid dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

Gus Muwafiq juga menjelaskan sosok Arya Wiraraja. Menurut Gus Muwafiq, Arya Wiraraja dinilai sebagai sosok orang Madura yang menginspirasi tentang persatuan sebuah bangsa besar.

“Arya Wiraraja yang mengatur permainan perangnya Singosari melawan Mongolia. Bangsa ini sudah besar dari dulu, orang Madura yang mengatur strateginya,”.

Syaiful, Mata Bangkalan