matamaduranews.com-Perayaan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah menjadi hari suka cita umat Islam dengan berkurban hewan ternak, seperti sapi dan kambing.
Tapi tidak demikian bagi umat Islam di India. Sebab, kelompok Hindu di India meminta umat Islam agar tidak merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban.
Kelompok itu itu bernama Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan Bajrang Dal. Mereka meminta pemerintah India guna melarang umat Islam untuk menyembelih kambing, kerbau air. Mereka beralasan, sembelih binatang sangat meyakiti umat Hindu.
Di India memang memiliki undang-undang yang menentang penyembelihan sapi karena dianggap hewan suci.
“Umat Islam hendaknya merayakan pesta mereka tanpa daging sapi atau dalam cara yang tidak keras. Jika seseorang melanggar aturan itu, pemerintah harus mengambil langkah tegas terhadap mereka,†kata pemimpin VHP, Vilas Nayak kala itu, seperti dikutip situs pantau.com.
Raja Singh, seorang tokoh agama Hindu di Telangana, secara fulgar menyatakan kerusuhan besar akan terjadi jika pemerintah tak menghentikan tradisi potong sapi dalam perayaan Idul Adha.
Umat Hindu di India berjumlah 966 juta atau 80 persen dari total jumlah penduduk di India yang mencapai 1,3 miliar orang. Umat Islam terdiri atas 172 juta orang atau 14 persen, sementara umat Kristiani terdiri atas 29 juta atau 2,3 persen.
Beberapa kelompok sayap kanan Hindu mendesak larangan nasional untuk penyembelihan sapi. Karena sejumlah kasus, kelompok Hindu menyerang umat Muslim yang sedang membawa sapi untuk dipotong kurban.
Sebagian besar negara bagian India telah melarang keras penyembelihan sapi dan membatasi penjualan daging sapi.
Akibatnya timbul berbagai reaksi di beberapa daerah Kristen, Muslim dan non-Hindu atas larangan terhadap makanan pokok bagi banyak orang.
Namun umat Islam punya berbagai alasan. Sehingga banyak umat muslim di daerah tertentu di India tetap mengurbankan sapi saat Idul Adha.
“Orang harus memiliki hak untuk mempraktekkan iman secara bebas. Jika pemotongan sapi dianggap ilegal di wilayah mereka, mereka tidak harus berhenti melakukan kurban dengan sapi,” kata Maulana Sharafat Abrar, pemimpin masjid di Kolkata, seperti dikutip VOA.
redaksi