matamaduranews.com– Kabupaten Sumenep memang nomor tiga jumlah warga yang tergolong miskin se Jawa Timur.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Namun pendapatan per kapita warganya atau PDRB (produk domestik regional bruto) tertinggi se-Madura. Bahkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep di tahun 2023, berada Nomor 9 se Jawa Timur.
PDRB untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk. Berapa pendapatan per kapita yang dihitung secara periodik. Satu tahun sekali.
Pendapatan per kapita sangat dipengaruhi oleh volume investasi. Investasi melahirkan industri. Dan industri menyerap tenaga kerja lokal.
Penyerapan tenaga kerja meningkatkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat membuat roda ekonomi bergerak.
Ketertarikan investor di Sumenep cukup tinggi. Pada tahun 2021 sebesar Rp 925 miliar. Meningkat pada 2022 mencapai Rp 1,7 triliun. Pada tahun 2023, nilai investasi mencapai Rp 2,1 triliun. Di tahun 2024, nilai investasi di Sumenep mencapai Rp 2,7 triliun.
Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep, tumbuh 5,35 persen. Sedangkan tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Sumenep tumbuh 3,77 persen.
Menurut BPS, struktur perekonomian Kabupaten Sumenep Tahun 2024 didominasi Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 37,20 persen.
Lalu diikuti oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 17,04 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 12,79 persen, Konstruksi sebesar 7,89 persen.
Sedangkan Industri Pengolahan sebesar 6,73 persen.
Peranan lima lapangan usaha itu, dalam temuan BPS di tahun 2024. Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sumenep mencapai 81,64 persen
Dalam amatan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag) Sumenep Moh. Ramli. Keberadaan pabrik rokok cukup memberi kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumenep.
Ramli menyebut, jumlah pabrik rokok di Kabupaten Sumenep, terus meningkat.
Tahun 2024, ada 117 pabrik rokok. Sedangkan tahun 2025, ada 167 pabrik rokok. Semua pabrik rokok itu sudah berizin.
Ramli merinci keberadaan pabrik rokok di Sumenep yang dinilai mampu membuka lapangan pekerjaaan bagi masyarakat setempat.
Dia menyebut ada sekitar 4.768 orang yang berhasil direkrut menjadi pekerja di pabrik rokok, dengan penghasilan setiap bulannya berkisar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.
Gaji tersebut disesuaikan dengan perolehan lentingan rokok yang diperoleh. Sebab, per 1000 lenting dihargai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.
Setiap bulannya, mereka meraih pendapatan di kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. Meski pekerjaan itu dianggap sebagai sampingan, kata Ramli.
Dengan jumlah pabrik rokok yang terus meningkat. Ramli yakin, pendapatan warga Sumenep akan kian membaik.
“Dan jumlah orang miskin di Sumenep pasti berkurang secara otomatis,” sebut Ramli.(*)