matamaduranews.com-BEBERAPA hari terakhir netizen di Sumenep riuh. Setelah muncul Grup WhatsApp: 2024 Ganti Bupati. Lebih lengkapnya: Ganti Bupati Sumenep.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Inisiatornya: A. Farid Zayyadi. Yang dikenal dengan nama Farid Gaki. Nama Gaki singkatan dari (Gugus Anti Korupsi Indonesia).
Sebelum membentak Grup WA: 2024 Ganti Bupati. Farid Gaki membuat Grup WA: Kita, Sahabat Fauzi. 15 hari lalu. Sebelum lebaran Idul Fitri.
Di seberang Farid Gaki. Juga ada Grup WA: Panitia 2 Periode. Inisiatornya Imam Syafii. Ketua KNPI Sumenep.
Imam bersama Ainur Rahman si tiktoker mendeklarasikan diri. Misinya, mengantarkan Bupati Sumenep Achmad Fauzi untuk periode kedua.
Di luar dua kutub itu, ada kelompok Fauzi AS. Meski tidak vulgar. Untuk mengganti Bupati Fauzi. Gerakan Fauzi AS sarat kritik atas Kepemimpinan Bupati Sumenep Achmad Fauzi.
Lewat postingan di tiktok. Fauzi AS kerap mengkritisi Bupati Fauzi selama memimpin Kabupaten Sumenep.
Fauzi AS tidak sendirian. Dia bersama kaum profesional: sejumlah pengacara dan jurnalis di Sumenep. Kritisisme atas Bupati Fauzi terus disuarakan.
Gerakan Fauzi AS sudah 2 tahun lalu, berlalu. Dia konsisten. Tegak lurus untuk mengambil jarak dengan Pemkab Sumenep.
Belakangan. Menjelang Pilkada Sumenep November 2024. Fauzi AS menyuarakan figur Mas Kiai. Yaitu, KH Ali Fikri Warits. Sebagai figur harapan perubahan di Kabupaten Sumenep.
Gerakan Fauzi AS mulai ada respon.
Ada animo perubahan. Meski segelintir dari kelompok kecil. Yang pasti, sudah ada gairah untuk mengganti Bupati Fauzi yang mulai muncul.
Sedangkan kelompok status quo. Pendukung incumbent terlihat pasif. Meski ada kelompok panitia 2 periode. Sifatnya muncul tenggelam.
Kelompok status quo seperti percaya diri. “Bupati Fauzi tak ada lawan tanding,” kata Imam Syafii, inisiator panitia 2 periode.
“Tapi masih nunggu wakilnya,” kata Imam menambahkan.
Calon Wakil Fauzi yang beredar ada beberapa nama, seperti: Hamid Ali Munir (PKB). Faishal Muhlis (PAN), Bunda Fitri (PKB), Kiai Ali Fikri (PPP) dan Miskun Legiyono (AKD).
Nyai Eva juga masuk nama yang beredar sebagai calon wakil-nya. Hanya belakangan: Nyai Eva direkomendasi oleh DPP Golkar sebagai Calon Bupati Sumenep.
Pertanyaannya, apakah misi Golkar bakal mulus? Karena Golkar Sumenep belum punya satu kursi di DPRD Sumenep.
Pertanyaan itu bisa dijawab oleh para elit Jakarta. Terutama kelompok koalisi Pilpres Paslon 02. Yaitu, Gerindra, PAN, Demokrat.
Sejauhmana kepentingan elit satu suara untuk Pilkada Sumenep 2024. Jika benar satu suara. Tinggal mengkonkretkan pasangan calon untuk didaftarkan di bulan Agustus mendatang.
Para elit parpol ingin koalisi Pilpres berkelanjutan ke Pilkada Serentak. Jika keinginan itu berlanjut. Rekomendasi DPP Golkar untuk mengusung Nyai Eva tinggal dikonkretkan.
Pertanyaan berikutnya: apakah akan terjadi kompetisi koalisi Pilpres di Pilkada Sumenep?
Jawaban ini masih menunggu manuver MH Said Abdullah. Paman Bupati Fauzi ini masih melakukan berbagai lompatan politik untuk mempertahankan kader PDI-P berkuasa di Sumenep.
Lebih dari itu, MH Said Abdullah juga merancang PDI-P bisa berkuasa di Provinsi Jawa Timur. Tergantung opsi-opsi dalam dinamika menyambut Pilkada Jatim.
Maka, rencana pertemuan Megawati dengan Capres Terpilih Prabowo bisa menjadi petunjuk. Salah satunya, terkait opsi-opsi menyambut Pilkada Serentak.
Lalu bagaimana dengan nasib PKB Sumenep? Sebagai partai besar. PKB Sumenep tentu punya kalkulasi sendiri.
Setidaknya, dengan 10 kursi di DPRD Sumenep. PKB punya tiket mengusung pasangan calon tanpa koalisi.
PKB Sumenep lagi menyiapkan 4 kader terbaiknya untuk ikut berkompetisi di
di Pilkada nanti. Yaitu, Hamid Ali Munir. Herman Dali. Abu Hasan dan Bunda Fitri.
Pertanyaannya: Apakah DPP PKB akan merekom kadernya di Sumenep sebagai Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati?
Biar waktu yang menjawab. (hambalirasidi)